15 Petunjuk Meneguhkan Iman

Posted by 1001-kisah 24 Okt 2010 0 komentar

Saat ini kaum muslimin sedang dihadapkan pada persoalan besar, diantaranya syubhat, syahwat, penyimpangan faham keagamaan,perpecahan dan lain-lain. Cobaan-cobaan tersebut silih berganti menghempas,menggoyahkan dan menggerogoti iman.

Tidak mustahil seorang muslim selanjutnya membelot, bahkan murtad dari keislamannya.

Berikut ini kami uraikan 15 petunjuk yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits yang dapat dijadikan sandaran dalam memelihara keteguhan iman kita.

1. Akrab dengan Al Qur’an

Al Qur’an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur’an merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al Qur’an, niscaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur’an, niscaya Allah akan menyelamat-kannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur’an, niscaya Allah akan menunjukinya ke jalan yang benar.

Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur adalah untuk meneguhkan hati para hambaNya, sebagaimana firman Allah tatkala membantah tuduhan kaum kuffar, “Orang-orang kafir berkata: Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil.” (Al Furqan : 32)

Diantara alasan mengapa Al Qur’an sebagai sumber utama untuk mencapai tsabat, karena Al Qur’an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, diturunkan untuk menenteramkan hati manusia dan sebagai benteng bagi orang mukmin dalam menghadapi hempasan fitnah. Al Qur’an juga membekali muslim dengan konsepsi serta nilai yang dijamin kebenarannya, sehingga dia mampu menilai sesuatu dan menimbang sesuatu secara proporsial dan benar.

2. Iltizam dengan Syari’at Islam

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa : 66)

Jelas sekali, tidak mungkin kita mengharapkan orang-orang yang malas dan tidak melakukan amal shalih dapat memiliki keteguhan iman. Allah hanya akan menunjukkan kepada orang yang beriman dan mengamalkannya, jalan yang lurus. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para shahabat senantiasa melakukan amal shalih dan menjaganya secara terus menerus.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa memelihara shalat dua belas raka’at (sunnat rawatib), niscaya ia dijamin masuk surga.” (At Tirmidzi 2/273)

3. Mempelajari Kisah Para Nabi

Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, “Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu.” (Hud : 120)

Mari kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam tatkala dilemparkan ke dalam api. Ibnu Abbas berkata: Ucapan terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalam api adalah, “Cukuplah Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.” (Al Fath : 29)

Seandainya Anda merenungi firman Allah di atas, tidakkah Anda merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda? Dalam kisa Musa Alaihis Salam, Allah berfirman: “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah para pengikut Musa: Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul.

Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku bersama-ku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Asy Syu’ara : 61-62)

Bila Anda bayangkan bahwa kisah tersebut terjadi di hadapan Anda, tidakkah Anda merasakan tsabat di dalam hati Anda?

4. Berdoa

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali Imran : 250) Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan doa berikut ini, “Wahai Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu.” (HR. At Tirmidzi)

5. Berdzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah sebanyakbanyaknya.” (Al Anfal : 45)

Dalam ayat tersebut Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Nabiyullah Yusuf Alaihis Salam pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat dengan dzikrullah saat dirayu oleh seorang perempuan cantik yang mempunyai kedudukan tinggi. Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang beriman.

Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Makalah ini Insya Allah membantu kita dalam usaha mulia itu.

6. Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya.” (Al An’am: 153)

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecahbelah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan). Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar.

Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu, jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktek keberagamaan kita?

Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannya majemuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi’in dan para imam shalihin.

Paham keagamaan inilah yang dalam terminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih.

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid’ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu’tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta’wil ke murji’ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun.

7. Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam:

- Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja’ (pengharapan) dan mahabbah (kecintaan) kepada Allah serta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan oleh jauhnya dari Al Qur’an dan Sunnah.

- Tarbiyah Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.

- Tarbiyah Wa’iyah, yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.

- Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan asal jalan.

Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannya terhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka ber-tambah pula tsabat (keteguhan iman) nya.

Adapun di antara usaha yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah:

Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang shalih.

Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagaimana firman Allah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih.” (QS. 27: 59)

Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid’ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mau berdakwah atau da’i yang sesat? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya.

9. Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan

akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da’i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

10. Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan.” (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahima-hullah: “Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad.” Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

11. Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuhkan tsabat agar tidak berputus asa. Allah berfirman: “Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian

kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. “ (Ali Imran: 146-148)

12. Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri .” (Ali Imran: 196) “Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur’an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam).” (Al An’am: 55) “Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap.” (Al Isra’: 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keiman-annya.

13. Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat.

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.

14. Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa yang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?

15. Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin. Orang yang meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga.” (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)

Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin.

Muhammad Shalih Al Munajjid

(kompilasi artikel oleh Aprilandi Setia)


Baca Selengkapnya ....

Orang Yang Paling Berani

Posted by 1001-kisah 16 Okt 2010 0 komentar
Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab Masnadnya dari Muhammad bin Aqil katanya, "Pada suatu hari Ali bin Abi Talib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan beliau berkata, "Hai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani ?"
Jawab mereka, "Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin."
Kata Ali, "Orang yang paling berani bukan aku tapi adalah Abu Bakar.

Ketika kami membuatkan Nabi gubuk di medan Badar, kami tanyakan siapakah yang berani menemankan Rasulullah s.a.w dalam gubuk itu dan menjaganya dari serangan kaum Musyrik ? Di saat itu tiada seorang pun yang bersedia melainkan Abu Bakar sendiri. Dan beliau menghunus pedangnya di hadapan Nabi untuk membunuh siapa sahaja yang mendekati gubuk Nabi s.a.w. Itulah orang yang paling berani."

"Pada suatu hari juga pernah aku menyaksikan ketika Nabi sedang berjalan kaki di kota Mekah, datanglah orang Musyrik sambil menghalau beliau dan menyakiti beliau dan mereka berkata, "Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan ?" Di saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat dan membela Nabi selain Abu Bakar. Beliau maju ke depan dan memukul mereka sambil berkata, "Apakah kamu hendak membunuhorang yang bertuhankan Allah ?"

Kemudian sambil mengangkat kain selendangnya beliau mengusap air matanya. Kemudian Ali berkata, "Adakah orang yang beriman dari kaum Firaun yang lebih baik daripada Abu Bakar ?" Semua jamaah diam sahaja tidak ada yang menjawab. Jawab Ali selanjutnya, "Sesaat dengan Abu Bakar lebih baik daripada orang yang beriman dari kaum Firaun walaupun mereka sepuluh dunia, kerana orang beriman dari kaum Firaun hanya menyembunyikan imannya sedang Abu Bakar menyiarkan imannya."


Baca Selengkapnya ....

Nama-nama Syurga dan Neraka

Posted by 1001-kisah 7 Okt 2010 0 komentar
Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :
• 1. Firdaus
• 2. Syurga 'Adn
• 3. Syurga Na'iim
• 4. Syurga Na'wa
• 5. Syurga Darussalaam
• 6. Daarul Muaqaamah
• 7. Al-Muqqamul Amin
• 8. Syurga Khuldi

Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :
• 1. Neraka Jahannam
• 2. Neraka Jahiim
• 3. Neraka Hawiyah
• 4. Neraka Wail
• 5. Neraka Sa'iir
• 6. Neraka Ladhaa
• 7. Neraka Saqar
• 8. Neraka Hutomah

Baca Selengkapnya ....

Nabi Palsu Memurtadkan Ummah

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib Al-Quraisyi telah dinyatakan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul terakhir, Allah sekali-kali tidak mengangkat Nabi lagi sesudahnya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Quran yang ertinya:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapa dari salah seorang lelaki di antara kamu, tapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu.”
(Al-Ahzab, ayat 40)
Akan tetapi sejarah mencatatkan banyak individu yang mengaku sebagai Nabi sejak Nabi Muhammad masih hidup, sehingga ke abad dua puluh ini. Bermacam-macam dalil yang mereka kemukakan untuk memperkuat dakwaannya, tapi orang-orang berakal menolak dengan tegas dan menganggapnya sebagai perkara yang melucukan. Semua Nabi-Nabi yang diangkat Allah dapat dilihat sejarahnya bahawa mereka tidak ada maksud apa-apa selain hanya menjalankan perintah Allah.
Sedang para pendakwa Nabi atau Nabi-Nabi palsu itu masing-masing mempunyai kepentingan individu tersendiri, sama ada ditaja oleh pihak lain atau atas daya usahanya sendiri. Sebahagian besar mereka yang mengaku menjadi Nabi itu dikenakan berbagai hukuman, ada yang digantung sampai mati, dibakar, dirotan dan ada pula yang dipulihkan dari penyakit jiwanya.
Sejarah pun mencatat nama-nama individu yang pernah mengaku menjadi Nabi dari zaman ke zaman, di antaranya ialah Musailamatul Kazzab, Aswad Al-Insi, Tulaihah Al-Asadi, Sajjah binti Al-Harith, Ahmad bin Husain, Laqit, Mirza Ghulam Ahmad, Mirza Ali Muhammad, Bahaullah, Al-Mukhtar bin Ubaidillah, Ibnu Sam’an, Amir bin Harb, Abu Mansur Al-Ijli, Ibnu Said As-Sajli, Abu Khattab Al-Asadi, Ibnu Bahram Al-Juba’i, Hasan bin Hamdan, Abul Qasim An-Najar, Al-Muni’ul Qashar, Ibnu Kharba Al-Kindi, Abu Muslim As-Siraj dan lain-lain. Turut mengaku sebagai Nabi juga adalah:
Harith bin Saad; dia mendakwa menjadi Nabi di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Daulat Bani Umaiyah. Ramai orang yang dapat dipengaruhi dan menjadi pengikut-nya. Tapi kesudahannya dia dibunuh bersama pengikut-pengikutnya.
Isa Al-Asfahan; dia mendakwa dirinya diangkat menjadi Nabi di masa Khalifah Al-Mansur dari Daulat Bani Abbasiah . Akhirnya dia dihukum bunuh.
Faris bin Yahya; dia mendakwa dirinya menjadi Nabi di masa pemerintahan Khalifah Al-Muktaz di Mesir. Faris mengaku sebagai Nabi Isa dan mendakwa dapat menyembuhkan penyakit sopak, orang buta, penyakit kusta dan menghidupkan orang mati.
Ishak Al-Akhras; dia mengaku sebagai Nabi di Asfahan (Iran). Dia pandai membaca kitab Taurat, Injil dan pandai mentafsirkan Al-Quran sesuka hatinya. Di antara ajarannya ialah barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada Nabi Muhammad dan beriman kepadanya, dialah orang-orang yang mendapat kemenangan. Kerana kepandaiannya bertutur kata, ramai orang yang dapat dipengaruhinya dan menjadi pengikutnya. Ishak pada akhirnya dapat dihukum bunuh.
Aswad Al-Insi; Namanya sebenarnya adalah Ailat bin Kaab bin Auff Al-Insi keturunan bangsa hitam Habasyah yang tinggal di Jazirah Arabia. Oleh kerana itulah dia dipanggil Aswad yang bermakna Si Hitam Pekat, dan terkenallah namanya sebagai Aswad Al-Insi. Dia mengaku dirinya sebagai nabi pada saat-saat menjelang Rasulullah SAW jatuh sakit dan segera mendapat pengikut yang ramai di kalangan kaumnya. Akan tetapi nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M iaitu di saat-saat menjelang kewafatan Rasulullah SAW.

- Si Hitam Yang Bercadar
Aswad Al-Insi sentiasa menutup mukanya dengan cadar (purdah) seperti yang biasa dipakai oleh kaum wanita sehingga dia dipanggil juga dengan nama Zul Khimar yang bermakna orang yang memakai cadar. Dia sendiri rela dirinya diberi gelar Si Hitam atau Aswad. Sebelum mengisytiharkan dirinya sebagai nabi, Aswad Al-Insi memang terkenal sebagai seorang yang mempunyai ilmu-ilmu hitam dan sihir (black magic) yang mampu memperlihatkan hal-hal yang aneh, ajaib dan menakutkan. Kerana kebolehannya itu, dia ditakuti dan dikagumi di kalangan kaumnya dan pengaruhnya besar. Ditambah lagi dia sebagai seorang orator yang tutur katanya manis dan menarik. Orang-orang awam dari suku besar Mazhaj segera mempercayainya bahawa dia sebagai nabi.
Ajaran utama Aswad adalah membebaskan manusia dari kewajipan solat dan membayar zakat serta membenarkan perzinaan. Kewajipan solat dan zakat inilah yang dirasakan berat oleh sesetengah kabilah Arab selama ini. Apabila mendengar ajaran yang dibawa oleh “nabi” baru itu sangat sesuai dengan nafsunya, mereka berpusu-pusu datang menyatakan sokongan dan sedia mati membela Aswad Al-Insi. Mereka bersedia bergadai nyawa jika Aswad mengarahkannya menyerang Madinatul Munawwarah tempat Nabi Muhammad menyampaikan ajarannya.
Setelah memperolehi pengikut yang ramai, Aswad maju menyerang kota Najran yang ketika itu dibawah pengawasan penguasa Islam Amru bin Hazmi dan Khalid bin Saad.
Aswad berhasil menduduki kota itu dan wilayah sekitarnya, sementara kedua-dua penguasa Islam di situ terpaksa berundur ke kota San’a. Maka berlangsunglah keluar agama (murtad) secara besar-besaran di kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Aswad.
Dalam masa yang singkat, pengikut Aswad telah bertambah besar dan dia bertambah sombong dan bermaharajalela. Kekuatan tenteranya semakin besar kerana para pengikutnya rela berperang bersamanya. Langkah seterusnya dia membentuk 700 pasukan berkuda yang dipimpin oleh Kais bin Abdi Yaguts Al-Muradi sebagai panglima perang besarnya. Sedang zon-zon pasukannya dipimpin Maawiyah bin Kais Al-Janabi, Yazid bin Maharram, Yazid bin Hushain Al-Harithi dan Yazid bin Afkal Al-Yazidi.
Pasukan berkuda Aswad bergerak menyerang kota San’a yang ketika itu diperintah oleh penguasa Islam bernama Emir Syahr bin Bazan yang dikukuhkan oleh Rasulullah SAW sendiri. Syahr bin Bazan keluar dengan pasukannya menyambut kedatangan pasukan Aswad. Maka terjadilah pertempuran sengit di antara kedua-dua pasukan itu yang berakhir dengan kekalahan di pihak Syahr bin Bazan yang menemui syahid di dalam pertempuran bersama sejumlah besar tentera Islam lainnya.
Aswad menduduki San’a dengan sombong dan mengambil janda Syahr bin Bazan yang bernama Azaz yang sangat terkenal cantik jelita itu menjadi salah seorang isterinya secara paksa. Walaubagaimanapun Azaz tetap menjadi seorang muslimah yang solehah, taat kepada Allah dan Rasul-Nya sekalipun jasmaninya berada dalam genggaman Aswad secara paksa. Aswad juga telah mengangkat Fairuz Ad-Dailami bersama Emir Dazwih untuk mengetuai seluruh kaum peranakan (al-Abnak).

- Merancang Pembunuhan
Dengan kejayaan Aswad menakluki San‘a, umat Islam di seluruh wilayah Hadramaut menjadi cemas dan khuatir kalau-kalau nabi palsu itu mengarahkan pasukannya menyerbu wilayah Hadramaut pula. Mereka berada dalam keadaan berjaga-jaga untuk menghadapi segala kemungkinan. Rasulullah SAW di Madinah telah mengetahui perkara yang terjadi.
Baginda telah menghantar Wabar bin Yuhannis Al-Asadi sebagai utusan ke Yaman untuk memberikan arahan agar kaum Muslimin di sana tetap bertenang dan menyusun kekuatan semula untuk menghadapi Aswad. Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, telah berkeliling menghubungi orang-orang yang masih kuat imannya.
Kedatangan utusan dan khabar dari Rasulullah itu telah membuat kaum Muslimin terhibur dan semangatnya naik semula untuk menghadapi Aswad.
Sementara Aswad sendiri semakin sombong akan kejayaannya. Dia merasa kejayaan yang dicapainya dalam waktu singkat itu adalah berkat kekuatannya sendiri dengan menggerakkan ilmu-ilmu hitamnya. Sehingga dia sering mencemuh Qais bin Abdi Yaguts panglima perang yang telah berjasa dalam memimpin tenteranya.
Tidak ketinggalan Fairuz Ad-Dailimi dan Emir Dazwah juga sering dicemuh dan dihina oleh Aswad di hadapan orang ramai. Akibatnya, sama ada panglima Qais, penguasa Fairuz dan Dazwah menjadi benci terhadap Aswad.
Lebih-lebih lagi perempuan janda Syahr yang dijadikan isteri secara paksa oleh Aswad sangat dendam dan membenci nabi palsu itu. Tapi mereka tidak berani berbuat apa-apa kerana Aswad sangat terkenal, ramai pengawalnya dan sering menggunakan khidmat syaitan-syaitan / jin-jinnya untuk mencelakakan seseorang.
Muaz bin Jabal melihat situasi ini sangat menguntungkan untuk mengambil kesempatan. Secara senyap-senyap dia melakukan pendekatan kepada Fairuz Ad-Dailimi dan Dazwah sambil memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua-dua Emir itu sangat gembira, bagaikan kejatuhan emas dari langit ketika menerima khabar dari Rasulullah SAW. Mereka pun melakukan pendekatan pula terhadap panglima perang Qais bin Abdi Yaguts dan berhasil. Kini ketiga-tiga orang penting Aswad itu telah sepakat untuk memusnahkan tuan besarnya yang bongkak.
Walau bagaimanapun, mereka bertiga mesti melaksanakan maksudnya dengan terancang dan tipu helah. Sebab disekitar Aswad sangat ramai tentera, pengampu dan pengawal yang menjaganya setiap masa. Apabila mereka yang menyimpan dendam itu telah sebulat suara untuk membunuh Aswad, syaitan-syaitan nabi palsu itu dapat mengesannya lalu memberitahukan kepada Aswad.
Syaitan-syaitan itu memberitahukan kepada Aswad bahawa ada komplot yang ingin membunuhnya yang dianggotai oleh panglima perang dan orang-orang penting lainnya. Aswad segera memanggil Qais dan memberitahukan wahyu yang dibisikkan oleh syaitan itu.
“Wahai Qais! Aku menerima wahyu yang tidak sedap tentang kamu.” kata Aswad.
“Apa katanya?” tanya Qais.
“Engkau memuliakan Qais, menaruh kepercayaan dan bermurah hati kepadanya. Awas, kelak bila dia sudah sangat akrab dengan kau dan mempunyai kedudukan yang kuat seperti engkau, dia akan menjadi lawanmu, merampas kekuasaanmu dan melakukan pengkhianatan. Wahai Aswad! Kasihan engkau.” kata Aswad memberitahukan bisikan syaitannya.
Qais pura-pura menafikan perkara itu sambil berkata dan berkata palsu: “Wahai Zul Khimar! Itu semua bohong. Tuanku sungguh agung dan mulia di sisiku, sehingga tidak pernah terlintas dihatiku ada cita-cita seperti yang tuanku khuatirkan itu.”
“Engkau sungguh biadab wahai Qais! Engkau telah menganggap seorang raja berbohong. Raja bercakap benar, dan sekarang aku tahu bahawa engkau mesti menyesal atas semua yang pernah engkau lakukan.” kata Aswad dengan marah sambil melihat Qais dari kepala hingga ke kakinya.
Qais dibebaskan dan segera keluar menjumpai teman-teman sehaluannya untuk membincangkan apa yang telah terjadi.
“Kalau begitu, mulai sekarang kena berwaspada.” kata mereka.
Tiba-tiba mereka punya idea untuk mendekati Azaz yang menjadi isteri paksa Aswad dan sangat membencinya. Kebetulan pula perempuan cantik jelita itu masih saudara sepupu kepada Fairuz.
Mula-mula Qais menjumpai Azaz secara senyap-senyap dan mencuri-curi, sebab kalau diketahui Aswad, padahnya sangat besar.
“Wahai sepupuku! Engkau telah tahu musibah yang menimpa kaummu gara-gara kekejaman lelaki itu (Aswad). Dia telah membunuh suamimu, memalukan kamu dan memaksa perempuan menjadi miliknya. Adakah engkau tidak dapat bertindak sesuatu keatasnya?” tanya Qais kepada Azaz.
“Bertindak bagaimana?” tanya Azaz.
“Menghalaunya keluar.”
“Bagaimana kalau dia dibunuh saja?” tanya Azaz.
“Dibunuhpun boleh.” kata Qais.
“Memang, demi Allah. Allah tidak menciptakan seseorangpun yang paling aku benci selain si Aswad itu. Jika kamu sudah berazam untuk membunuhnya, beritahu aku. Aku akan memberimu tunjuk ajar tentang perkara ini.” kata Azaz.

- Kepala Aswad Dicampakkan Ke Tanah
Setelah berhasil menghubungi Azaz, Qais segera keluar dan berunding dengan kawan-kawannya mengenai jalan terbaik untuk membinasakan Aswad. Sementara Aswad sendiri semakin terasa bahawa ada komplotan yang ingin memudaratkan dirinya. Dia mendapat tahu perkara ini dari syaitan-syaitan yang menjadi temannya. Dia mencurigai Fairuz dan selalu memanggilnya untuk disoal siasat, tapi Fairuz menafikan bahawa dirinya sedang memendam rasa benci.
Suatu hari Aswad mengadakan sembelihan haiwan secara besar-besaran yang terdiri dari seratus ekor lembu dan unta di hadapan orang ramai. Tiba-tiba Aswad berkata kepada Fairuz: “Wahai Fairuz! Aku telah menerima wahyu bahawa engkau benar-benar ingin memusnahkan aku. Aku benar-benar bercadang akan menyembelih engkau seperti haiwan-haiwan ini.”
Sekali lagi Fairuz menafikan tuduhan itu dengan mengeluarkan perkataan-perkataan yang membanggakan Aswad. Fairuz mengingatkan Aswad bahawa dirinya telah diberi pangkat sebagai pengetua kaum peranakan dan juga masih iparnya, mana mungkin akan menaruh dendam?
“Aku menyukai tuan, sebagaimana tuan menyukai aku.” kata Fairuz.
“Betul itu. Baiklah sila agih-agihkan danging haiwan ini kepada orang ramai.” kata Aswad Al-Insi.
Akan tetapi apabila Fairuz selesai membagi-bagikan daging dan ingin berjumpa dengan Aswad, dia mendengar berita bahawa nabi palsu itu betul-betul ingin membunuhnya. Fairuz segera pergi kepada teman-teman sehaluannya untuk berunding. Masa telah suntuk. Kalau nabi palsu itu tidak segera dibunuh, nasib mereka yang diketahui belot pasti sangat berbahaya. Ketiga-tiga orang penting itu telah nekad untuk bekerja sama dengan isteri paksa Aswad untuk membunuhnya. Fairuz dipilih untuk berjumpa terus dengan Azaz, kerana dia masih sepupunya.
“Bilik-bilik kediaman Aswad dipagar dan dipenuhi dengan pengawal-pengawal, kecuali bilik yang ini yang tidak begitu ketat kawalannya.” kata Azaz kepada Fairuz.
Walau bagaimanapun Azaz yang sangat menaruh dendam terhadap Aswad memberikan cara rahsia untuk sampai ke bilik tidur orang yang dibencinya itu. Dia mengarahkan agar membuat suatu lubang sulit yang boleh mencapai bilik Aswad, dan dia sendiri akan membantunya secara sulit pula. Setelah berbincang banyak, Fairuz segera berpaling akan keluar dari rumah Azaz. Akan tetapi tiba-tiba Aswad datang dan melihat Fairuz baru keluar dari Azaz.
“Kurang ajar. Hai Fairuz! Mengapa engkau berani masuk ke tempat isteriku?” kata Aswad dengan marahnya.
Tidak ampun lagi, Aswad menangkap batang leher Fairuz dan akan membunuhnya ketika itu juga. Nasib baik Azaz segera datang dan berteriak: “Jangan apa-apakan! Dia adalah saudara sepupuku datang menziarahiku. Apa salahnya.”
“Engkau diam!” kata Aswad menengking Azaz.
Kerana masih merasa sangat sayang kepada Azaz yang sangat cantik jelita itu, Aswad tidak jadi membunuh Fairuz. Dia melepaskan cengkamannya dengan kasar sambil berkata: “Berambuslah engkau dari sini!”
“Selamat, selamat......” kata Fairuz yang masih ketakutan itu ketika berjumpa dengan kawan-kawannya dan menceritakan apa yang telah terjadi.
Mereka terus berbincang langkah seterusnya. Azaz pula mengirim pesan agar azam mereka diteruskan dan menyatakan sokongannya. Ketika Aswad tidak ada, Fairuz masuk lagi ke rumah Azaz dan segera menggali lobang sulit. Tiada berapa lama Aswad pun datang, dan Azaz sudah bersedia dengan sikap seperti seorang yang sedang berziarah.
“Siapa lagi ini?” tengking Aswad.
“Dia saudara sesusuanku dan juga sepupuku. Mengapa engkau selalu curiga?” jawab Azaz.
Fairuz pun dihalau keluar dan berjumpa dengan teman-temannya.
Pada sebelah malam, mereka pun masuk ke rumah Aswad melalui lubang sulit yang telah dibuatnya. Azaz pula sudah siap sedia memberikan laluan kepada mereka untuk membunuh suaminya. Malam itu Aswad sedang berada dalam keadaan separuh sedar kerana mabuk arak dan tertidur pulas di atas tilam sutera. Ketika Fairuz masuk, syaitan-syaitan Aswad mengejutkannya lalu didudukkannya dalam keadaan separuh sedar.
“Ada apa dengan engkau hai Fairuz?” kata Aswad yang sedang tertidur mabuk itu.
Fairuz khuatir Aswad akan sedar. Oleh kerana itu dia cepat-cepat menangkap kepalanya, menekan lehernya dari belakang, dipijak lalu dihantuk-hantukkannya kepala nabi palsu itu sehingga mati. Kemudian Fairuz keluar memberitahukan teman-temannya yang sedang mengepung di luar bahawa nabi palsu itu sudah mati. Gegap gempitalah takbir di sekitar itu. Akan tetapi syaitan-syaitan Aswad selalu menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga kelihatan seperti masih hidup.
Mereka pun tidak dapat memastikan bahawa dia telah mati. Azaz segera menarik rambut Aswad kuat-kuat, sehingga syaitan Aswad tak tentu hala. Sedang orang yang lain terus memotong lehernya, sehingga terpisahlah kepala nabi palsu itu dari badannya. Orang-orang yang berkawal di sekitar rumah kediaman Aswad merasa curiga apabila mendengar suara yang mencurigakan.
“Suara apa itu?” tanya mereka.
“Tidak ada apa-apa, hanya nabi sedang menerima wahyu.” jawab Azaz.
Fairuz, Qais dan Dazwiyah berunding cara yang paling berkesan untuk menunjukkan kepada orang ramai bahawa nabi palsu itu sudah dibunuh. Mereka sepakat untuk mengumpulkan orang ramai di sekitar istana menjelang Subuh. Menjelang Subuh, orang ramai pun berkumpul berpusu-pusu di sekitar istana kerana mengikut arahan. Mungkin dikatakan kepada mereka bahawa nabi Aswad memintanya mereka agar berkumpul. Mereka yang berkumpul bukan saja dari pengikut setia Aswad, tapi juga dari kalangan orang-orang beriman dan yang masih menyimpan iman di hatinya.
Waktu Subuh pun masuk, Qais naik ke bumbung istana lalu melaungkan azan. Apabila sampai pada lafaz Asyhadu anna Muhammadarrasulullah.....tiba-tiba ditambah dengan Wa anna Abhalah (Aswad) pendusta”. Serentak dengan perkataan Abhalah, si tukang azan tiba-tiba melemparkan kepala nabi palsu Aswad ke tanah.
Maka tahulah mereka bahawa Aswad yang angkuh itu sudah dibunuh. Maka gemuruhlah takbir, kepala Aswad lalu disepak-sepaknya ke sana ke sini. Orang ramai bertaubat dan kembali kepada agama Islam yang sebenar dan mengucapkan taat setia kepada Rasulullah SAW. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah berkuasa selama lebih kurang empat bulan sahaja. Sementara di Madinah Rasulullah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam itu juga.
“Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati.” kata Rasulullah.
“Siapa itu wahai Rasululllah?” tanya sahabat.
“Fairuz Fairuz.” jawab Rasulullah SAW. Wallahu a’lam.
Banyak pihak merasa lega dengan kematian Aswad, tapi ramai yang masih bimbang akan kemunculan konco-konconya yang mungkin boleh menggugat keamanan kaum Muslimin. Fairuz sendiri berkata: “Setelah Aswad kami bunuh, keadaan kita kembali seperti sedia kala dengan usaha Mu’az bin Jabal, dan dia yang menjadi imam solat kami. Akan tetapi walaupun Aswad sudah tidak ada, pasukan berkuda teman-teman Aswad masih ada. Kemudian setelah tersiar berita kewafatan Rasulullah, timbullah kegelisahan di merata tempat.”
Kebimbangan Fairuz itu menjadi kenyataan apabila dikemudian hari banyak lagi Nabi palsu dan pembelot agama membuat kekacauan. Bahkan Qais bin Abdi Yaguth juga tiba-tiba murtad dan ingin berkuasa sepenuhnya, tapi dapat dipadamkan akhirnya.


Baca Selengkapnya ....

Minum Arak Puncak Segala Kejahatan

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dosa manakah, minum minuman yang memabukkan, berzina atau membunuh. Itulah teka-teki sebagai inti khutbah Khalifah Ustman bin Affan r.a. seperti yang diriwayatkan oleh Az-Zuhriy, dalam khutbah Ustman itu mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap minuman khamr atau arak. Sebab minuman yang memabukkan itu sebagai pangkal perbuatan keji dan sumber segala dosa.

Dulu hidup seorang ahli ibadah yang selalu tekun beribadah ke masjid, lanjut khutbah Khalifah Ustman. Suatu hari lelaki yang soleh itu berkenalan dengan seorang wanita cantik. Karena sudah terjatuh hati, lelaki itu menurut saja ketika disuruh memilih antara tiga permintaannya, tentang kemaksiatan. Pertama minum khamr, kedua berzina dan ketiga membunuh bayi. Mengira minum arak dosanya lebih kecil daripada dua pilihan lain yang diajukan wanita pujaan itu, lelaki soleh itu lalu memilih minum khamr.
Tetapi apa yang terjadi, dengan minum arak yang memabukkan itu malah dia melanggar dua kejahatan yang lain. Dalam keadaan mabuk dan lupa diri, lelaki itu menzinai pelacur itu dan membunuh bayi di sisinya.

"Karena itulah hindarilah khamr, karena minuman itu sebagai biang keladi segala kejahatan dan perbuatan dosa. Ingatlah, iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh manusia. Salah satu di antaranya harus keluar. Orang yang mabuk mulutnya akan mengeluarkan kata-kata kufur, dan jika menjadi kebiasaan sampai akhir hayatnya, ia akan kekal di neraka."

Baca Selengkapnya ....

Menahan Lapar Semalaman Karena Menghormati Tamu

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Seorang telah datang menemui Rasulullah S.A.W dan telah menceritakan kepada baginda tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan ketika itu baginda tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri baginda maupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda kemudian bertanya kepada para sahabat, "Adakah siapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku ?"

Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah S.A.W, saya sanggup melakukan seperti kehendak tuan itu."
Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahwa orang ini ialah tetamu Rasulullah S.A.W. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita."
Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbincang-bincang dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidak akan ketahui bahwa saya tidak makan bersama-samanya."

Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk anak-anak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga merasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of 1001 Kisah Teladan.