Niat Taubat Menukar Arak Menjadi Madu

Posted by 1001-kisah 24 Nov 2010 0 komentar
Pada suatu hari, Omar Al-Khatab sedang bersiar-siar di lorong-lorong dalam kota Madinah. Di ujung simpang jalan beliau terserempak dengan pemuda yang membawa kendi. Pemuda itu menyembunyikan kendi itu di dalam kain sarung yang diselimutkan di belakangnya. Timbul syak di hati Omar AL-Khatab apabila terlihat keadaan itu, lantas bertanya, "Apa yang engkau bawa itu?"

Karena panik sebab takut dimarahi Omar yang terkenal dengan ketegasan, pemuda itu menjawab dengan terketar-ketar iaitu benda yang dibawanya ialah madu. Walhal benda itu ialah khamar. Dalam keadaannya yang bercakap bohong itu pemuda tadi sebenarnya ingin berhenti dari terus minum arak. Dia sesungguhnya telah menyesal dan insaf dan menyesal melakukan perbuatan yang ditegah oleh agam itu. Dalam penyesalan itu dia berdoa kepada Tuhan supaya Omar Al-Khatab tidak sampai memeriksa isi kendinya yang ditegah oleh agama itu.

Pemuda itu masih menunggu sebarang kata-kata Khalifah, "Kendi ini berisikan madu."
Kerana tidak percaya, Khalifah Omar ingin melihat sendiri isi kendi itu. Rupanya doa pemuda itu telah dimakbulkan oleh Allah seketika itu juga telah menukarkan isi kendi itu kepada madu. Begitu dia berniat untuk bertaubat, dan Tuhan memberikan hidayah, sehingga niatnya yang ikhlas, ia terhindar dari pergolakan Khalifah Omar Al-Khatab, yang mungkin membahayakan pada dirinya sendiri kalau kendi itu masih berisi khamar.

Allah Taala berfirman,
" Seteguk khamar diminum maka tidak diterima Allah amal fardhu dan sunatnya selama tiga hari. Dan sesiapa yang minum khamar segelas, maka Allah Taala tidak menerima solatnya selama empat puluh hari. Dan orang yang tetap minum khamar, maka selayaknya Allah memberinya dari 'Nahrul Khabal'.
Ketika ditanya, "Ya Rasulullah, apakah Nahrul Khabal itu ?"
Jawab Rasulullah, "Darah bercampur nanah orang ahli neraka ! "


Baca Selengkapnya ....

15 Petunjuk Meneguhkan Iman

Posted by 1001-kisah 24 Okt 2010 0 komentar

Saat ini kaum muslimin sedang dihadapkan pada persoalan besar, diantaranya syubhat, syahwat, penyimpangan faham keagamaan,perpecahan dan lain-lain. Cobaan-cobaan tersebut silih berganti menghempas,menggoyahkan dan menggerogoti iman.

Tidak mustahil seorang muslim selanjutnya membelot, bahkan murtad dari keislamannya.

Berikut ini kami uraikan 15 petunjuk yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits yang dapat dijadikan sandaran dalam memelihara keteguhan iman kita.

1. Akrab dengan Al Qur’an

Al Qur’an merupakan petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur’an merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al Qur’an, niscaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur’an, niscaya Allah akan menyelamat-kannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur’an, niscaya Allah akan menunjukinya ke jalan yang benar.

Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur adalah untuk meneguhkan hati para hambaNya, sebagaimana firman Allah tatkala membantah tuduhan kaum kuffar, “Orang-orang kafir berkata: Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil.” (Al Furqan : 32)

Diantara alasan mengapa Al Qur’an sebagai sumber utama untuk mencapai tsabat, karena Al Qur’an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, diturunkan untuk menenteramkan hati manusia dan sebagai benteng bagi orang mukmin dalam menghadapi hempasan fitnah. Al Qur’an juga membekali muslim dengan konsepsi serta nilai yang dijamin kebenarannya, sehingga dia mampu menilai sesuatu dan menimbang sesuatu secara proporsial dan benar.

2. Iltizam dengan Syari’at Islam

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasehat yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa : 66)

Jelas sekali, tidak mungkin kita mengharapkan orang-orang yang malas dan tidak melakukan amal shalih dapat memiliki keteguhan iman. Allah hanya akan menunjukkan kepada orang yang beriman dan mengamalkannya, jalan yang lurus. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para shahabat senantiasa melakukan amal shalih dan menjaganya secara terus menerus.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa memelihara shalat dua belas raka’at (sunnat rawatib), niscaya ia dijamin masuk surga.” (At Tirmidzi 2/273)

3. Mempelajari Kisah Para Nabi

Tentang pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, “Dan Kami ceritakan kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu.” (Hud : 120)

Mari kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam tatkala dilemparkan ke dalam api. Ibnu Abbas berkata: Ucapan terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalam api adalah, “Cukuplah Allah sebagai penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung.” (Al Fath : 29)

Seandainya Anda merenungi firman Allah di atas, tidakkah Anda merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda? Dalam kisa Musa Alaihis Salam, Allah berfirman: “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah para pengikut Musa: Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul.

Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku bersama-ku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Asy Syu’ara : 61-62)

Bila Anda bayangkan bahwa kisah tersebut terjadi di hadapan Anda, tidakkah Anda merasakan tsabat di dalam hati Anda?

4. Berdoa

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon kepadaNya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali Imran : 250) Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan doa berikut ini, “Wahai Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu.” (HR. At Tirmidzi)

5. Berdzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah adalah amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya dzikir ini, Allah memadukan antara dzikir dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah sebanyakbanyaknya.” (Al Anfal : 45)

Dalam ayat tersebut Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Nabiyullah Yusuf Alaihis Salam pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat dengan dzikrullah saat dirayu oleh seorang perempuan cantik yang mempunyai kedudukan tinggi. Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang beriman.

Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Makalah ini Insya Allah membantu kita dalam usaha mulia itu.

6. Menempuh Jalan Lurus

Allah berfirman: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya.” (Al An’am: 153)

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecahbelah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan). Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar.

Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu, jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktek keberagamaan kita?

Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannya majemuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi’in dan para imam shalihin.

Paham keagamaan inilah yang dalam terminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih.

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid’ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu’tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta’wil ke murji’ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun.

7. Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam:

- Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja’ (pengharapan) dan mahabbah (kecintaan) kepada Allah serta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan oleh jauhnya dari Al Qur’an dan Sunnah.

- Tarbiyah Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.

- Tarbiyah Wa’iyah, yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.

- Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru dan asal jalan.

Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannya terhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka ber-tambah pula tsabat (keteguhan iman) nya.

Adapun di antara usaha yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah:

Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang shalih.

Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yang kita pegang, sebagaimana firman Allah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih.” (QS. 27: 59)

Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid’ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mau berdakwah atau da’i yang sesat? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya.

9. Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan

akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da’i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

10. Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan.” (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahima-hullah: “Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad.” Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

11. Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuhkan tsabat agar tidak berputus asa. Allah berfirman: “Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian

kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. “ (Ali Imran: 146-148)

12. Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri .” (Ali Imran: 196) “Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur’an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam).” (Al An’am: 55) “Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap.” (Al Isra’: 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keiman-annya.

13. Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat.

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.

14. Nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa yang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?

15. Merenungi Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin. Orang yang meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga.” (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)

Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin.

Muhammad Shalih Al Munajjid

(kompilasi artikel oleh Aprilandi Setia)


Baca Selengkapnya ....

Orang Yang Paling Berani

Posted by 1001-kisah 16 Okt 2010 0 komentar
Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab Masnadnya dari Muhammad bin Aqil katanya, "Pada suatu hari Ali bin Abi Talib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan beliau berkata, "Hai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani ?"
Jawab mereka, "Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin."
Kata Ali, "Orang yang paling berani bukan aku tapi adalah Abu Bakar.

Ketika kami membuatkan Nabi gubuk di medan Badar, kami tanyakan siapakah yang berani menemankan Rasulullah s.a.w dalam gubuk itu dan menjaganya dari serangan kaum Musyrik ? Di saat itu tiada seorang pun yang bersedia melainkan Abu Bakar sendiri. Dan beliau menghunus pedangnya di hadapan Nabi untuk membunuh siapa sahaja yang mendekati gubuk Nabi s.a.w. Itulah orang yang paling berani."

"Pada suatu hari juga pernah aku menyaksikan ketika Nabi sedang berjalan kaki di kota Mekah, datanglah orang Musyrik sambil menghalau beliau dan menyakiti beliau dan mereka berkata, "Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan ?" Di saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat dan membela Nabi selain Abu Bakar. Beliau maju ke depan dan memukul mereka sambil berkata, "Apakah kamu hendak membunuhorang yang bertuhankan Allah ?"

Kemudian sambil mengangkat kain selendangnya beliau mengusap air matanya. Kemudian Ali berkata, "Adakah orang yang beriman dari kaum Firaun yang lebih baik daripada Abu Bakar ?" Semua jamaah diam sahaja tidak ada yang menjawab. Jawab Ali selanjutnya, "Sesaat dengan Abu Bakar lebih baik daripada orang yang beriman dari kaum Firaun walaupun mereka sepuluh dunia, kerana orang beriman dari kaum Firaun hanya menyembunyikan imannya sedang Abu Bakar menyiarkan imannya."


Baca Selengkapnya ....

Nama-nama Syurga dan Neraka

Posted by 1001-kisah 7 Okt 2010 0 komentar
Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :
• 1. Firdaus
• 2. Syurga 'Adn
• 3. Syurga Na'iim
• 4. Syurga Na'wa
• 5. Syurga Darussalaam
• 6. Daarul Muaqaamah
• 7. Al-Muqqamul Amin
• 8. Syurga Khuldi

Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :
• 1. Neraka Jahannam
• 2. Neraka Jahiim
• 3. Neraka Hawiyah
• 4. Neraka Wail
• 5. Neraka Sa'iir
• 6. Neraka Ladhaa
• 7. Neraka Saqar
• 8. Neraka Hutomah

Baca Selengkapnya ....

Nabi Palsu Memurtadkan Ummah

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib Al-Quraisyi telah dinyatakan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul terakhir, Allah sekali-kali tidak mengangkat Nabi lagi sesudahnya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Quran yang ertinya:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapa dari salah seorang lelaki di antara kamu, tapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu.”
(Al-Ahzab, ayat 40)
Akan tetapi sejarah mencatatkan banyak individu yang mengaku sebagai Nabi sejak Nabi Muhammad masih hidup, sehingga ke abad dua puluh ini. Bermacam-macam dalil yang mereka kemukakan untuk memperkuat dakwaannya, tapi orang-orang berakal menolak dengan tegas dan menganggapnya sebagai perkara yang melucukan. Semua Nabi-Nabi yang diangkat Allah dapat dilihat sejarahnya bahawa mereka tidak ada maksud apa-apa selain hanya menjalankan perintah Allah.
Sedang para pendakwa Nabi atau Nabi-Nabi palsu itu masing-masing mempunyai kepentingan individu tersendiri, sama ada ditaja oleh pihak lain atau atas daya usahanya sendiri. Sebahagian besar mereka yang mengaku menjadi Nabi itu dikenakan berbagai hukuman, ada yang digantung sampai mati, dibakar, dirotan dan ada pula yang dipulihkan dari penyakit jiwanya.
Sejarah pun mencatat nama-nama individu yang pernah mengaku menjadi Nabi dari zaman ke zaman, di antaranya ialah Musailamatul Kazzab, Aswad Al-Insi, Tulaihah Al-Asadi, Sajjah binti Al-Harith, Ahmad bin Husain, Laqit, Mirza Ghulam Ahmad, Mirza Ali Muhammad, Bahaullah, Al-Mukhtar bin Ubaidillah, Ibnu Sam’an, Amir bin Harb, Abu Mansur Al-Ijli, Ibnu Said As-Sajli, Abu Khattab Al-Asadi, Ibnu Bahram Al-Juba’i, Hasan bin Hamdan, Abul Qasim An-Najar, Al-Muni’ul Qashar, Ibnu Kharba Al-Kindi, Abu Muslim As-Siraj dan lain-lain. Turut mengaku sebagai Nabi juga adalah:
Harith bin Saad; dia mendakwa menjadi Nabi di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Daulat Bani Umaiyah. Ramai orang yang dapat dipengaruhi dan menjadi pengikut-nya. Tapi kesudahannya dia dibunuh bersama pengikut-pengikutnya.
Isa Al-Asfahan; dia mendakwa dirinya diangkat menjadi Nabi di masa Khalifah Al-Mansur dari Daulat Bani Abbasiah . Akhirnya dia dihukum bunuh.
Faris bin Yahya; dia mendakwa dirinya menjadi Nabi di masa pemerintahan Khalifah Al-Muktaz di Mesir. Faris mengaku sebagai Nabi Isa dan mendakwa dapat menyembuhkan penyakit sopak, orang buta, penyakit kusta dan menghidupkan orang mati.
Ishak Al-Akhras; dia mengaku sebagai Nabi di Asfahan (Iran). Dia pandai membaca kitab Taurat, Injil dan pandai mentafsirkan Al-Quran sesuka hatinya. Di antara ajarannya ialah barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada Nabi Muhammad dan beriman kepadanya, dialah orang-orang yang mendapat kemenangan. Kerana kepandaiannya bertutur kata, ramai orang yang dapat dipengaruhinya dan menjadi pengikutnya. Ishak pada akhirnya dapat dihukum bunuh.
Aswad Al-Insi; Namanya sebenarnya adalah Ailat bin Kaab bin Auff Al-Insi keturunan bangsa hitam Habasyah yang tinggal di Jazirah Arabia. Oleh kerana itulah dia dipanggil Aswad yang bermakna Si Hitam Pekat, dan terkenallah namanya sebagai Aswad Al-Insi. Dia mengaku dirinya sebagai nabi pada saat-saat menjelang Rasulullah SAW jatuh sakit dan segera mendapat pengikut yang ramai di kalangan kaumnya. Akan tetapi nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M iaitu di saat-saat menjelang kewafatan Rasulullah SAW.

- Si Hitam Yang Bercadar
Aswad Al-Insi sentiasa menutup mukanya dengan cadar (purdah) seperti yang biasa dipakai oleh kaum wanita sehingga dia dipanggil juga dengan nama Zul Khimar yang bermakna orang yang memakai cadar. Dia sendiri rela dirinya diberi gelar Si Hitam atau Aswad. Sebelum mengisytiharkan dirinya sebagai nabi, Aswad Al-Insi memang terkenal sebagai seorang yang mempunyai ilmu-ilmu hitam dan sihir (black magic) yang mampu memperlihatkan hal-hal yang aneh, ajaib dan menakutkan. Kerana kebolehannya itu, dia ditakuti dan dikagumi di kalangan kaumnya dan pengaruhnya besar. Ditambah lagi dia sebagai seorang orator yang tutur katanya manis dan menarik. Orang-orang awam dari suku besar Mazhaj segera mempercayainya bahawa dia sebagai nabi.
Ajaran utama Aswad adalah membebaskan manusia dari kewajipan solat dan membayar zakat serta membenarkan perzinaan. Kewajipan solat dan zakat inilah yang dirasakan berat oleh sesetengah kabilah Arab selama ini. Apabila mendengar ajaran yang dibawa oleh “nabi” baru itu sangat sesuai dengan nafsunya, mereka berpusu-pusu datang menyatakan sokongan dan sedia mati membela Aswad Al-Insi. Mereka bersedia bergadai nyawa jika Aswad mengarahkannya menyerang Madinatul Munawwarah tempat Nabi Muhammad menyampaikan ajarannya.
Setelah memperolehi pengikut yang ramai, Aswad maju menyerang kota Najran yang ketika itu dibawah pengawasan penguasa Islam Amru bin Hazmi dan Khalid bin Saad.
Aswad berhasil menduduki kota itu dan wilayah sekitarnya, sementara kedua-dua penguasa Islam di situ terpaksa berundur ke kota San’a. Maka berlangsunglah keluar agama (murtad) secara besar-besaran di kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Aswad.
Dalam masa yang singkat, pengikut Aswad telah bertambah besar dan dia bertambah sombong dan bermaharajalela. Kekuatan tenteranya semakin besar kerana para pengikutnya rela berperang bersamanya. Langkah seterusnya dia membentuk 700 pasukan berkuda yang dipimpin oleh Kais bin Abdi Yaguts Al-Muradi sebagai panglima perang besarnya. Sedang zon-zon pasukannya dipimpin Maawiyah bin Kais Al-Janabi, Yazid bin Maharram, Yazid bin Hushain Al-Harithi dan Yazid bin Afkal Al-Yazidi.
Pasukan berkuda Aswad bergerak menyerang kota San’a yang ketika itu diperintah oleh penguasa Islam bernama Emir Syahr bin Bazan yang dikukuhkan oleh Rasulullah SAW sendiri. Syahr bin Bazan keluar dengan pasukannya menyambut kedatangan pasukan Aswad. Maka terjadilah pertempuran sengit di antara kedua-dua pasukan itu yang berakhir dengan kekalahan di pihak Syahr bin Bazan yang menemui syahid di dalam pertempuran bersama sejumlah besar tentera Islam lainnya.
Aswad menduduki San’a dengan sombong dan mengambil janda Syahr bin Bazan yang bernama Azaz yang sangat terkenal cantik jelita itu menjadi salah seorang isterinya secara paksa. Walaubagaimanapun Azaz tetap menjadi seorang muslimah yang solehah, taat kepada Allah dan Rasul-Nya sekalipun jasmaninya berada dalam genggaman Aswad secara paksa. Aswad juga telah mengangkat Fairuz Ad-Dailami bersama Emir Dazwih untuk mengetuai seluruh kaum peranakan (al-Abnak).

- Merancang Pembunuhan
Dengan kejayaan Aswad menakluki San‘a, umat Islam di seluruh wilayah Hadramaut menjadi cemas dan khuatir kalau-kalau nabi palsu itu mengarahkan pasukannya menyerbu wilayah Hadramaut pula. Mereka berada dalam keadaan berjaga-jaga untuk menghadapi segala kemungkinan. Rasulullah SAW di Madinah telah mengetahui perkara yang terjadi.
Baginda telah menghantar Wabar bin Yuhannis Al-Asadi sebagai utusan ke Yaman untuk memberikan arahan agar kaum Muslimin di sana tetap bertenang dan menyusun kekuatan semula untuk menghadapi Aswad. Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, telah berkeliling menghubungi orang-orang yang masih kuat imannya.
Kedatangan utusan dan khabar dari Rasulullah itu telah membuat kaum Muslimin terhibur dan semangatnya naik semula untuk menghadapi Aswad.
Sementara Aswad sendiri semakin sombong akan kejayaannya. Dia merasa kejayaan yang dicapainya dalam waktu singkat itu adalah berkat kekuatannya sendiri dengan menggerakkan ilmu-ilmu hitamnya. Sehingga dia sering mencemuh Qais bin Abdi Yaguts panglima perang yang telah berjasa dalam memimpin tenteranya.
Tidak ketinggalan Fairuz Ad-Dailimi dan Emir Dazwah juga sering dicemuh dan dihina oleh Aswad di hadapan orang ramai. Akibatnya, sama ada panglima Qais, penguasa Fairuz dan Dazwah menjadi benci terhadap Aswad.
Lebih-lebih lagi perempuan janda Syahr yang dijadikan isteri secara paksa oleh Aswad sangat dendam dan membenci nabi palsu itu. Tapi mereka tidak berani berbuat apa-apa kerana Aswad sangat terkenal, ramai pengawalnya dan sering menggunakan khidmat syaitan-syaitan / jin-jinnya untuk mencelakakan seseorang.
Muaz bin Jabal melihat situasi ini sangat menguntungkan untuk mengambil kesempatan. Secara senyap-senyap dia melakukan pendekatan kepada Fairuz Ad-Dailimi dan Dazwah sambil memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua-dua Emir itu sangat gembira, bagaikan kejatuhan emas dari langit ketika menerima khabar dari Rasulullah SAW. Mereka pun melakukan pendekatan pula terhadap panglima perang Qais bin Abdi Yaguts dan berhasil. Kini ketiga-tiga orang penting Aswad itu telah sepakat untuk memusnahkan tuan besarnya yang bongkak.
Walau bagaimanapun, mereka bertiga mesti melaksanakan maksudnya dengan terancang dan tipu helah. Sebab disekitar Aswad sangat ramai tentera, pengampu dan pengawal yang menjaganya setiap masa. Apabila mereka yang menyimpan dendam itu telah sebulat suara untuk membunuh Aswad, syaitan-syaitan nabi palsu itu dapat mengesannya lalu memberitahukan kepada Aswad.
Syaitan-syaitan itu memberitahukan kepada Aswad bahawa ada komplot yang ingin membunuhnya yang dianggotai oleh panglima perang dan orang-orang penting lainnya. Aswad segera memanggil Qais dan memberitahukan wahyu yang dibisikkan oleh syaitan itu.
“Wahai Qais! Aku menerima wahyu yang tidak sedap tentang kamu.” kata Aswad.
“Apa katanya?” tanya Qais.
“Engkau memuliakan Qais, menaruh kepercayaan dan bermurah hati kepadanya. Awas, kelak bila dia sudah sangat akrab dengan kau dan mempunyai kedudukan yang kuat seperti engkau, dia akan menjadi lawanmu, merampas kekuasaanmu dan melakukan pengkhianatan. Wahai Aswad! Kasihan engkau.” kata Aswad memberitahukan bisikan syaitannya.
Qais pura-pura menafikan perkara itu sambil berkata dan berkata palsu: “Wahai Zul Khimar! Itu semua bohong. Tuanku sungguh agung dan mulia di sisiku, sehingga tidak pernah terlintas dihatiku ada cita-cita seperti yang tuanku khuatirkan itu.”
“Engkau sungguh biadab wahai Qais! Engkau telah menganggap seorang raja berbohong. Raja bercakap benar, dan sekarang aku tahu bahawa engkau mesti menyesal atas semua yang pernah engkau lakukan.” kata Aswad dengan marah sambil melihat Qais dari kepala hingga ke kakinya.
Qais dibebaskan dan segera keluar menjumpai teman-teman sehaluannya untuk membincangkan apa yang telah terjadi.
“Kalau begitu, mulai sekarang kena berwaspada.” kata mereka.
Tiba-tiba mereka punya idea untuk mendekati Azaz yang menjadi isteri paksa Aswad dan sangat membencinya. Kebetulan pula perempuan cantik jelita itu masih saudara sepupu kepada Fairuz.
Mula-mula Qais menjumpai Azaz secara senyap-senyap dan mencuri-curi, sebab kalau diketahui Aswad, padahnya sangat besar.
“Wahai sepupuku! Engkau telah tahu musibah yang menimpa kaummu gara-gara kekejaman lelaki itu (Aswad). Dia telah membunuh suamimu, memalukan kamu dan memaksa perempuan menjadi miliknya. Adakah engkau tidak dapat bertindak sesuatu keatasnya?” tanya Qais kepada Azaz.
“Bertindak bagaimana?” tanya Azaz.
“Menghalaunya keluar.”
“Bagaimana kalau dia dibunuh saja?” tanya Azaz.
“Dibunuhpun boleh.” kata Qais.
“Memang, demi Allah. Allah tidak menciptakan seseorangpun yang paling aku benci selain si Aswad itu. Jika kamu sudah berazam untuk membunuhnya, beritahu aku. Aku akan memberimu tunjuk ajar tentang perkara ini.” kata Azaz.

- Kepala Aswad Dicampakkan Ke Tanah
Setelah berhasil menghubungi Azaz, Qais segera keluar dan berunding dengan kawan-kawannya mengenai jalan terbaik untuk membinasakan Aswad. Sementara Aswad sendiri semakin terasa bahawa ada komplotan yang ingin memudaratkan dirinya. Dia mendapat tahu perkara ini dari syaitan-syaitan yang menjadi temannya. Dia mencurigai Fairuz dan selalu memanggilnya untuk disoal siasat, tapi Fairuz menafikan bahawa dirinya sedang memendam rasa benci.
Suatu hari Aswad mengadakan sembelihan haiwan secara besar-besaran yang terdiri dari seratus ekor lembu dan unta di hadapan orang ramai. Tiba-tiba Aswad berkata kepada Fairuz: “Wahai Fairuz! Aku telah menerima wahyu bahawa engkau benar-benar ingin memusnahkan aku. Aku benar-benar bercadang akan menyembelih engkau seperti haiwan-haiwan ini.”
Sekali lagi Fairuz menafikan tuduhan itu dengan mengeluarkan perkataan-perkataan yang membanggakan Aswad. Fairuz mengingatkan Aswad bahawa dirinya telah diberi pangkat sebagai pengetua kaum peranakan dan juga masih iparnya, mana mungkin akan menaruh dendam?
“Aku menyukai tuan, sebagaimana tuan menyukai aku.” kata Fairuz.
“Betul itu. Baiklah sila agih-agihkan danging haiwan ini kepada orang ramai.” kata Aswad Al-Insi.
Akan tetapi apabila Fairuz selesai membagi-bagikan daging dan ingin berjumpa dengan Aswad, dia mendengar berita bahawa nabi palsu itu betul-betul ingin membunuhnya. Fairuz segera pergi kepada teman-teman sehaluannya untuk berunding. Masa telah suntuk. Kalau nabi palsu itu tidak segera dibunuh, nasib mereka yang diketahui belot pasti sangat berbahaya. Ketiga-tiga orang penting itu telah nekad untuk bekerja sama dengan isteri paksa Aswad untuk membunuhnya. Fairuz dipilih untuk berjumpa terus dengan Azaz, kerana dia masih sepupunya.
“Bilik-bilik kediaman Aswad dipagar dan dipenuhi dengan pengawal-pengawal, kecuali bilik yang ini yang tidak begitu ketat kawalannya.” kata Azaz kepada Fairuz.
Walau bagaimanapun Azaz yang sangat menaruh dendam terhadap Aswad memberikan cara rahsia untuk sampai ke bilik tidur orang yang dibencinya itu. Dia mengarahkan agar membuat suatu lubang sulit yang boleh mencapai bilik Aswad, dan dia sendiri akan membantunya secara sulit pula. Setelah berbincang banyak, Fairuz segera berpaling akan keluar dari rumah Azaz. Akan tetapi tiba-tiba Aswad datang dan melihat Fairuz baru keluar dari Azaz.
“Kurang ajar. Hai Fairuz! Mengapa engkau berani masuk ke tempat isteriku?” kata Aswad dengan marahnya.
Tidak ampun lagi, Aswad menangkap batang leher Fairuz dan akan membunuhnya ketika itu juga. Nasib baik Azaz segera datang dan berteriak: “Jangan apa-apakan! Dia adalah saudara sepupuku datang menziarahiku. Apa salahnya.”
“Engkau diam!” kata Aswad menengking Azaz.
Kerana masih merasa sangat sayang kepada Azaz yang sangat cantik jelita itu, Aswad tidak jadi membunuh Fairuz. Dia melepaskan cengkamannya dengan kasar sambil berkata: “Berambuslah engkau dari sini!”
“Selamat, selamat......” kata Fairuz yang masih ketakutan itu ketika berjumpa dengan kawan-kawannya dan menceritakan apa yang telah terjadi.
Mereka terus berbincang langkah seterusnya. Azaz pula mengirim pesan agar azam mereka diteruskan dan menyatakan sokongannya. Ketika Aswad tidak ada, Fairuz masuk lagi ke rumah Azaz dan segera menggali lobang sulit. Tiada berapa lama Aswad pun datang, dan Azaz sudah bersedia dengan sikap seperti seorang yang sedang berziarah.
“Siapa lagi ini?” tengking Aswad.
“Dia saudara sesusuanku dan juga sepupuku. Mengapa engkau selalu curiga?” jawab Azaz.
Fairuz pun dihalau keluar dan berjumpa dengan teman-temannya.
Pada sebelah malam, mereka pun masuk ke rumah Aswad melalui lubang sulit yang telah dibuatnya. Azaz pula sudah siap sedia memberikan laluan kepada mereka untuk membunuh suaminya. Malam itu Aswad sedang berada dalam keadaan separuh sedar kerana mabuk arak dan tertidur pulas di atas tilam sutera. Ketika Fairuz masuk, syaitan-syaitan Aswad mengejutkannya lalu didudukkannya dalam keadaan separuh sedar.
“Ada apa dengan engkau hai Fairuz?” kata Aswad yang sedang tertidur mabuk itu.
Fairuz khuatir Aswad akan sedar. Oleh kerana itu dia cepat-cepat menangkap kepalanya, menekan lehernya dari belakang, dipijak lalu dihantuk-hantukkannya kepala nabi palsu itu sehingga mati. Kemudian Fairuz keluar memberitahukan teman-temannya yang sedang mengepung di luar bahawa nabi palsu itu sudah mati. Gegap gempitalah takbir di sekitar itu. Akan tetapi syaitan-syaitan Aswad selalu menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga kelihatan seperti masih hidup.
Mereka pun tidak dapat memastikan bahawa dia telah mati. Azaz segera menarik rambut Aswad kuat-kuat, sehingga syaitan Aswad tak tentu hala. Sedang orang yang lain terus memotong lehernya, sehingga terpisahlah kepala nabi palsu itu dari badannya. Orang-orang yang berkawal di sekitar rumah kediaman Aswad merasa curiga apabila mendengar suara yang mencurigakan.
“Suara apa itu?” tanya mereka.
“Tidak ada apa-apa, hanya nabi sedang menerima wahyu.” jawab Azaz.
Fairuz, Qais dan Dazwiyah berunding cara yang paling berkesan untuk menunjukkan kepada orang ramai bahawa nabi palsu itu sudah dibunuh. Mereka sepakat untuk mengumpulkan orang ramai di sekitar istana menjelang Subuh. Menjelang Subuh, orang ramai pun berkumpul berpusu-pusu di sekitar istana kerana mengikut arahan. Mungkin dikatakan kepada mereka bahawa nabi Aswad memintanya mereka agar berkumpul. Mereka yang berkumpul bukan saja dari pengikut setia Aswad, tapi juga dari kalangan orang-orang beriman dan yang masih menyimpan iman di hatinya.
Waktu Subuh pun masuk, Qais naik ke bumbung istana lalu melaungkan azan. Apabila sampai pada lafaz Asyhadu anna Muhammadarrasulullah.....tiba-tiba ditambah dengan Wa anna Abhalah (Aswad) pendusta”. Serentak dengan perkataan Abhalah, si tukang azan tiba-tiba melemparkan kepala nabi palsu Aswad ke tanah.
Maka tahulah mereka bahawa Aswad yang angkuh itu sudah dibunuh. Maka gemuruhlah takbir, kepala Aswad lalu disepak-sepaknya ke sana ke sini. Orang ramai bertaubat dan kembali kepada agama Islam yang sebenar dan mengucapkan taat setia kepada Rasulullah SAW. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah berkuasa selama lebih kurang empat bulan sahaja. Sementara di Madinah Rasulullah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam itu juga.
“Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati.” kata Rasulullah.
“Siapa itu wahai Rasululllah?” tanya sahabat.
“Fairuz Fairuz.” jawab Rasulullah SAW. Wallahu a’lam.
Banyak pihak merasa lega dengan kematian Aswad, tapi ramai yang masih bimbang akan kemunculan konco-konconya yang mungkin boleh menggugat keamanan kaum Muslimin. Fairuz sendiri berkata: “Setelah Aswad kami bunuh, keadaan kita kembali seperti sedia kala dengan usaha Mu’az bin Jabal, dan dia yang menjadi imam solat kami. Akan tetapi walaupun Aswad sudah tidak ada, pasukan berkuda teman-teman Aswad masih ada. Kemudian setelah tersiar berita kewafatan Rasulullah, timbullah kegelisahan di merata tempat.”
Kebimbangan Fairuz itu menjadi kenyataan apabila dikemudian hari banyak lagi Nabi palsu dan pembelot agama membuat kekacauan. Bahkan Qais bin Abdi Yaguth juga tiba-tiba murtad dan ingin berkuasa sepenuhnya, tapi dapat dipadamkan akhirnya.


Baca Selengkapnya ....

Minum Arak Puncak Segala Kejahatan

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dosa manakah, minum minuman yang memabukkan, berzina atau membunuh. Itulah teka-teki sebagai inti khutbah Khalifah Ustman bin Affan r.a. seperti yang diriwayatkan oleh Az-Zuhriy, dalam khutbah Ustman itu mengingatkan umat agar berhati-hati terhadap minuman khamr atau arak. Sebab minuman yang memabukkan itu sebagai pangkal perbuatan keji dan sumber segala dosa.

Dulu hidup seorang ahli ibadah yang selalu tekun beribadah ke masjid, lanjut khutbah Khalifah Ustman. Suatu hari lelaki yang soleh itu berkenalan dengan seorang wanita cantik. Karena sudah terjatuh hati, lelaki itu menurut saja ketika disuruh memilih antara tiga permintaannya, tentang kemaksiatan. Pertama minum khamr, kedua berzina dan ketiga membunuh bayi. Mengira minum arak dosanya lebih kecil daripada dua pilihan lain yang diajukan wanita pujaan itu, lelaki soleh itu lalu memilih minum khamr.
Tetapi apa yang terjadi, dengan minum arak yang memabukkan itu malah dia melanggar dua kejahatan yang lain. Dalam keadaan mabuk dan lupa diri, lelaki itu menzinai pelacur itu dan membunuh bayi di sisinya.

"Karena itulah hindarilah khamr, karena minuman itu sebagai biang keladi segala kejahatan dan perbuatan dosa. Ingatlah, iman dengan arak tidak mungkin bersatu dalam tubuh manusia. Salah satu di antaranya harus keluar. Orang yang mabuk mulutnya akan mengeluarkan kata-kata kufur, dan jika menjadi kebiasaan sampai akhir hayatnya, ia akan kekal di neraka."

Baca Selengkapnya ....

Menahan Lapar Semalaman Karena Menghormati Tamu

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Seorang telah datang menemui Rasulullah S.A.W dan telah menceritakan kepada baginda tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan ketika itu baginda tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri baginda maupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda kemudian bertanya kepada para sahabat, "Adakah siapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku ?"

Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah S.A.W, saya sanggup melakukan seperti kehendak tuan itu."
Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahwa orang ini ialah tetamu Rasulullah S.A.W. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita."
Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbincang-bincang dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidak akan ketahui bahwa saya tidak makan bersama-samanya."

Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk anak-anak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga merasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

Baca Selengkapnya ....

Mayat Bangun Dari Kubur

Posted by 1001-kisah 29 Agu 2010 0 komentar
Jika Nauf bisa menghidupkan kuda milik Birdlaun milik Raja Faris atas izin Allah, maka Nabi Isa bisa menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah juga. Itulah mukjizat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk menunjukkan kebesarannya.

Tapi dasar orang kafir, walaupun Nabi Isa bisa menunjukkan mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati, mereka masih menyangkalnya. "Sesungguhnya engkau hanya dapat menghidupkan mayat yang baru yang ada kemungkinan memang belum mati benar. Coba kau hidupkan mayat-mayat terdahulu jika kau bisa." Ujar mereka.
Merasa ditentang kaumnya, Nabi Isa lalu berkata : "Silakan pilih mayat sekehendakmu," jawabnya.

"Coba hidupkan Sam dan Nuh," kata mereka.

Kemudian Nabi Isa pergi ke makam Sam dan Nuh. Setelah bersembahyang di atas kuburnya, Isa berdoa kepada Allah meminta Allah menghidupkan mayat itu. Atas kekuasaan Allah kedua mayat yang sudah lama meninggal itu bangkit kembali dari kuburnya. Rambut di kepala dan rambutnya sudah memutih.

Begitu melihat keduanya hidup kembali, Isa bertanya, "Mengapa rambutmu sudah memutih semacam itu,". Keduanya lalu menjawab bahwa mendengar panggilan Isa, ia mengira hari kiamat sudah tiba. "Berapa lama kau sudah meninggal?" tanya Isa. "Empat ribu tahun, tetapi sampai sekarang belum hilang rasa sakit matiku." Jawabnya.

Melihat mukjizat Allah, berimanlah semula orang-orang yang kafir itu.

Baca Selengkapnya ....

Manusia Berhadapan Dengan 6 (enam) Persimpangan

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Abu Bakar r.a. berkata, " Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di atasmu. Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh mengajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta mendapat keampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud, "....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju keampunan-Nya..."

Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya. Sesiapa yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya. Sesiapa yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya. Siapa yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya. Dan siapa yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.

Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan."

Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh itu, manusia hendaklah senantiasa berwaspada sebab iblis senantiasa melihat tepat pada sasarannya.

Baca Selengkapnya ....

Makanan Dari Hasil Tilik

Posted by 1001-kisah 27 Agu 2010 0 komentar
Abu Bakar mempunyai seorang hamba yang menyerahkan sebahagian daripada pendapatan hariannya kepadanya sebagai tuan. Pada suatu hari hambanya telah membawa makanan yang dimakannya sedikit oleh Abu Bakar. Hambanya berkata, "Kamu selalu bertanya tentang sumber makanan yang aku bawa, tetapi hari ini kamu tidak berbuat demikian ?"
Abu Bakar menjawab, "Aku terlalu lapar sehingga aku lupa bertanya. Terangkanlah kepada aku di mana kamu mendapat makanan ini ?"
Hamba menjawab, "Sebelum aku memeluk Islam, aku menjadi tukang tilik. Orang-orang yang aku tilik nasibnya kadang-kadang tidak boleh membayar wang kepadaku. Mereka berjanji membayarnya apabila sahaja memperolehi. Aku berjumpa dengan mereka hari ini. Merekalah yang memberikan aku makanan ini."
Mendengar kata-kata hambanya, Abu Bakar memekik, "Ah! Nyaris-nyaris kau bunuh aku."
Kemudian dia cuba mengeluarkan makanan yang telah ditelannya. Ada orang yang mencadangkan supaya dia mengisi perutnya dengan air dan kemudian memuntahkan makanan yang ditelannya tadi. Cadangan ini diterima dan dilaksanakannya sehingga makanan itu dimuntahkan keluar.
Kata seorang pemerhati, "Semoga Allah mencucuri rahmat ke atasmu. Kamu telah bersusah-payah kerana makanan yang sedikit."
"Aku sudah pasti memaksanya keluar walaupun dengan berbuat demikian aku mungkin kehilangan jiwaku sendiri. Aku mendengar Nabi berkata, "Badan yang tumbuh subur dengan makanan haram akan merasai api neraka. Oleh kerana itulah maka aku memaksa makanan itu keluar takut kalau-kalau ia menyuburkan badanku."

Baca Selengkapnya ....

Mabuk Dalam Cinta Terhadap Allah

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun.
Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya."
Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."
Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."
Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.
Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.

Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."

Baca Selengkapnya ....

Lima Belas Bukti Keimanan

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini ?"
Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara.

Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?"

Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?"
Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."

Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?"
Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?" Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh." Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir sahaja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."
Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai ? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan.

Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan,, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

Baca Selengkapnya ....

Kubur berkata sewaktu jenazah Fatimah Az-Zahra hendak dikebumikan

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dikisahkan bhawa sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia maka jenazahnya telah diusung oleh 4 orang, yaitu :
• 1. Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a)
• 2. Hasan (anak Fatima r.a)
• 3. Husin (anak Faimah r.a)
• 4. Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a

Sewaktu jenazah Fatimah r.a diletakkan di tepi kubur maka Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada kubur, "Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepada kamu ? Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah S.A.W."

Maka berkata kubur, "Aku bukannya tempat bagi mereka yang berdarjat atau orang yang bernasab, adapun aku adalah tempat amal soleh, orang yang banyak amalnya maka dia akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal soleh maka dia tidak akan terlepas dari aku (akan aku layani dia dengan seburuk-buruknya)."

Abu Laits as-Samarqandi berkata kalau seseorang itu hendak selamat dari siksa kubur hendaklah melazimkan empat perkara semuanya :
• 1. Hendaklah ia menjaga solatnya
• 2. Hendaklah dia bersedekah
• 3. Hendaklah dia membaca al-Qur'an
• 4. Hendaklah dia memperbanyak membaca tasbih karena dengan memperbanyak membaca tasbih, ia akan dapat menyinari kubur dan melapangkannya.

Adapun empat perkara yang harus dijauhi ialah :
• 1. Jangan berdusta
• 2. Jangan mengkhianat
• 3. Jangan mengadu-domba (jangan suka mencucuk sana cucuk sini)
• 4. Jangan kencing sambil berdiri

Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud, "Bersucilah kamu semua dari kencing, kerana sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu berpuncak dari kencing."
Seseorang itu tidak dijamin akan terlepas dari segala macam siksaan dalam kubur, walaupun ia seorang alim ulama' atau seorang anak yang bapaknya sangat dekat dengan Allah. Sebaliknya kubur itu tidak memandang adakah orang itu orang miskin, orang kaya, orang berkedudukan tinggi atau sebagainya, kubur akan melayani seseorang itu mengikut amal soleh yang telah dilakukan sewaktu hidupnya di dunia ini.

Jangan sekali-kali kita berfikir bahawa kita akan dapat menjawab setiap soalan yang dikemukakan oleh dua malaikat Mungkar dan Nakir dengan cara kita menghafal. Pada hari ini kalau kita berkata kepada saudara kita yang jahil takutlah kamu kepada Allah dan takutlah kamu kepada persoalan yang akan dikemukakan ke atas kamu oleh malaikat Mungkar dan Nakir, maka mereka mungkin akan menjawab, "Ah mudah saja, aku boleh menghafal untuk menjawabnya."

Itu adalah kata-kata orang yang tidak berfikiran. Seseorang itu tidak akan dapat menjawab setiap persoalan di alam kubur jikalau dia tidak mengamalkannya sebab yang akan menjawab ialah amalnya sendiri. Sekiranya dia rajin membaca al-Qur'an, maka al-Qur'an itu akan membelanya dan begitu juga seterusnya.

Baca Selengkapnya ....

Kristian masuk Islam berkat memuliakan Asyura'

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Alkisah disebutkan bahawa di kota Array terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham."
Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zohor!"

Selepas sembahyang zohor orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar. Apabila dia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa. Maka beredarlah simiskin dari rumah si Qadhi dengan penuh kecewa.
Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang kristian sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang Kristian itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk menyara keluarga saya."
Si Kristian bertanya, "Hari apakah hari ini?"
"Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'. Rupanya orang Kristian itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah.
Berkata si Kristian, "Katakan apa hajatmu padaku!"
Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima ketul daging dan wang dua dirham sahaja."

Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah pun balik dengan gembira kepada keluarganya. Adapun Qadhi yang kedekut telah bermimpi di dalam tidurnya.
"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Sebaik sahaja ia mengangkat kepala, tiba-tiba tersergam di hadapan matanya dua buah bangunan yang cantik. Sebuah bangunan diperbuat dari batu-bata bersalut emas dan sebuah lagi diperbuat daripada yaqut yang berkilau-kilauan warnanya. Ia bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat cantik ini?"
Terdengar jawapan, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan sahaja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang Kristian."

Apabila Qadhi bangun dari tidurnya, iapun pergi kepada Kristian yang dimaksudkan dalam mimpinya.
Qadhi bertanya kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat cantik?"
Orang Kristian itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahawa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.
Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham."
Kata si Kristian, "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya."
Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu kedekut, sedangkan anda bukan seorang Islam?"

Ketika itu juga orang Kristian itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Wali Allah yang sholat di atas air

Posted by 1001-kisah 5 Jun 2010 1 komentar
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang termasuk ahli dagang berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir.
Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam.

Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.

Beberapa orang pedagang yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!" Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para Pedagang itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Pedagang itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"

Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah."
Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?"
Wali Allah itu berkata, "Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat."
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat.

Kemudian mereka berkata, "Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat."
Wali Allah itu berkata lagi, "Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah."

Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.

Habislah kesemua barang-barang dagangan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.

Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?"
Wali Allah itu berkata, "Saya ialah Awais Al-Qarni."
Peniaga itu berkata lagi, "Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir."

WaliAllah berkata, "Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?"
Peniaga itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah."

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari pedagang itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W.T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.

Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang dagangan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.

Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, pedagang yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a'alam.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Unta mematahkan rancangan Abu Jahall untuk membunuh Rasulullah S.A.W

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah S.A.W. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada tolok bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah S.A.W.
Melihat agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, "Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ini adalah karena dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahawa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dibalingkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kamu semua samada mahu menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai."

Tatkala mendengar jaminan daripada Abu Jahal, maka orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu berkata secara serentak kepadanya, "Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu."

Orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahawa dia akan menghapuskan Muhammad kerana jika Abu Jahal berjaya menghapuskan Nabi Muhammad S.A.W bererti akan terhapuslah segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang disebabkan oleh kegiatan Rasulullah S.A.W menyebarkan agama Islam di kalangan mereka.

Dalam pada itu, terdapat juga para hadirin di situ telah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Nabi Muhammad S.A.W berjaya dihapuskan.
Pada pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad S.A.W yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Esa serta sekalian penghuni langit. Padahal Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kekasih-Nya diancam dan diperlakukan seperti binatang.
Dengan perasaan bangga, keesokan harinya di sebelah pagi, Abu Jahal pun terus pergi ke Kaabah iaitu tempat biasa Nabi Muhammad S.A.W bersembahyang. Dengan langkahnya seperti seorang satria, dia berjalan dengan membawa seketul batu besar di tangan sambil diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya.
Tujuan dia mengajak kawan-kawannya ialah untuk menyaksikan bagaimana nanti dia akan menghempapkan batu itu di atas kepala Nabi Muhammad S.A.W.

Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad nanti setelah kepalanya dihentak oleh batu itu. Dia tersenyum sendirian apabila membayangkan kepala Nabi Muhammad S.A.W pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum QUraisy akanmenyambutnya sebagai pahlawan yang telah berjaya membunuh musuh nombor satu mereka.

Setelah Abu Jahal tiba di perkarangan Masjidil Haram, dilihatnya Rasulullah S.A.W baru sahaja sampai dan hendak mengerjakan sembahyang. Dalam pada itu, Nabi Muhammad S.A.W tidak menyedari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya di situ. Baginda tidak pernah terfikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya pada hari itu.

Setelah Abu Jahal melihat Rasulullah S.A.W telah mula bersembahyang, dia berjalan perlahan-lahan dari arah belakang menuju ke arah Nabi Muhammad S.A.W. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati, setiap pergerakannya dijaga, takut disedari oleh baginda.

Dari jauh kawan-kawan Abu Jahal memerhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, "Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad."
Sebaik sahaja Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad S.A.W dan menghayun batu yang dipegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia berundur ke belakang. Batu yang dipegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat lesi seolah-olah tiada berdarah lagi. Rakan-rakannya yang amat ghairah untuk melihat Nabi Muhammad S.A.W terbunuh, tercengang dan saling berpandangan.

Kaki Abu Jahal seolah-olah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walaupun setapak. Melihatkan keadaan itu, rakan-rakannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum disedari oleh baginda. Abu Jahal masih terpinga-pinga dengan kejadian yang dialaminya.

Setelah itu dia sadar dari kejutan peristiwa tadi, rekan-rekannya tidak sabar untuk mengetahui apakah sebenarnya yang telah berlaku. Kawannya bertanya, "Apakah sebenarnya yang terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempapkan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?"
Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, rakan-rakannya semakin kehairanan. Abu Jahal yang mereka kenali selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah seranah Nabi S.A.W, tiba-tiba sahaja diam membisu.

Pada saat itu, Abu Jahal masih terbayang-bayang akan kejadian yang baru menimpanya tadi. Dia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, malah dia sendiri tidak menyangka perkara yang sama akan berulang menimpa dirinya.

Perkara yang sama pernah menimpa Abu Jahal sewaktu Rasulullah S.A.W pergi ke rumah Abu Jahal apabila seorang Nasrani mengadu kepada baginda bahawa Abu Jahal telah merampas hartanya. Pada masa itu Abu Jahal tidak berani berkata apa-apa pada baginda apabila dia terpandang dua ekor harimau menjadi pengawal peribadi Rasulullah S.A.W.

Kemudian setelah habis mereka menghujani Abu Jahal dengan pelbagai soalan, maka Abu Jahal pun mula bersuara, "Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, sebaik sahaja aku menghampiri Muhammad hendak menghempapkan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku. Aku amat terkejut karena belum pernah melihat unta yang begitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, nescaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku."

Rekan-rekan Abu Jahal berasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan beria-ria hendak membunuh Nabi Muhammad S.A.W hanya tinggal kata-kata saja. Orang yang selama ini diharapkan boleh menghapuskan Nabi Muhammad S.A.W dan pengaruhnya hanya berupaya bercakap seperti tin kosong sahaja.
Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan hati itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal dengan perasaan kehairanan, "Ya Abu Jahal, semasa kau menghampiri Muhammad tadi, kami memperhatikan engkau dari jauh tetapi kau tidak melihat akan unta yang engkau katakan itu. Malah bayangnya pun kami tidak nampak."

Rekan-rekan Abu Jahal mula sangsi dengan segala keterangan yang diberikan oleh Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal senantiasa mereka-reka cerita yang simpang siur itu, mereka mulai hilang kepercayaan terhadapnya. Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal tidak begitu mereka indahkan lagi.

Baca Selengkapnya ....

Kisah tempat tinggal Ruh

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Abu Bakar r.a telah ditanya tentang ke mana ruh pergi setelah ia keluar dari jasad, maka berkata Abu Bakar r.a : "Ruh itu menuju ke tujuh tempat" :

1. Ruh para nabi dan utusan menuju ke syurga Adnin.
2. Ruh para ulama menuju ke syurga Firdaus.
3. Ruh para mereka yang berbahagia menuju ke syurga Illiyyina.
4. Ruh para syuhadaa berterbangan seperti burung disyurga sekehendak mereka.
5. Ruh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6. Ruh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Ruh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka disiksa beserta jasadnya sampai hari kiamat.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W bahawa : "Tiga kelompok manusia yang akan berjabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya ialah" :

1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan Ramadhan.
3. Orang yang puasa hari Arafah.

Baca Selengkapnya ....

Kisah si pemalas dengan Abu Hanifah

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik sahaja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi wang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi wang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."
Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kelmarin,sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."

Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi wang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik sahaja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."

Setelah dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu.

Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke depan dan bukan mengajar kita terpuruk di tepi jalan.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Perang salib (1095- 1291)

Posted by 1001-kisah 31 Mei 2010 0 komentar
Raja Inggris, Richard si Hati Singa, tengah menggigil demam di tendanya. Ambisinya untuk segera menghancurkan pasukan Islam harus ia tunda. Tentara harus ia istirahatkan. Kini ia menunggu kedatangan seorang tabib. Tabib itu ternyata adalah musuh besarnya, Salahuddin Al-Ayyubi, panglima besar pihak Islam yang dengan berani menyusup ke tenda lawan. Secara moral, Salahuddin telah memenangkan pertarungan.

Kisah tersebut sering dituturkan, dan menjadi salah satu cerita paling menarik dalam peristiwa Perang Salib. Peristiwa perang antar agama ini bermula dari sukses misi kecil militer Alp Arselan -pemimpin Seljuk yang menjadi panglima perang Daulat Abbasiyah. Sekitar 15.000 tentaranya berhasil mengalahkan pasukan gabungan Romawi, Perancis, Armenia, Ghuz, Akraj, Hajr dalam pertempuran di Manzikart 464 Hijriah (1071 Masehi).

Tentara Baghdad, sepeninggal Arselan, malah merebut Yerusalem pada 471 Hijriah atau sekitar 1078 Masehi. Sebelum itu, Yerusalem dikuasai oleh Kekhalifahan Fathimiyah -dinasti beraliran Syi'ah yang berpusat di Kairo - Mesir. Fathimiyah memberi keleluaasan bagi orang-orang Nasrani untuk berkunjung ke kota suci Yerusalem. Abbasiyah di Baghdad membuat ketentuan baru yang mempersulit kunjungan tersebut.

Pada 1095 Masehi, pemimpin tertinggi Katolik Paus Urbanus II menyeru seluruh masyarakat Kristen di Eropa agar melakukan Perang Suci. Seruan tersebut segera disambut oleh para raja. Musim semi 1095 Masehi -demikian tulis Badri Yatim di "Sejarah Peradaban Islam"-150 ribu pasukan, terutama dari Perancis dan Norman, bergerak ke Konstantinopel dan kemudian Yerusalem.

Nicea dan Edessa berhasil mereka rebut pada 18 Juni 1097 dan 1098. Mereka kemudian merebut Antiokia. Baitul Maqdis atau Yerusalem bahkan jatuh pada 15 Juli 1099. Yerusalem bahkan dijadikan ibukota kerajaan baru. Godfrey diangkat sebagai raja. Kota-kota penting di pantai Laut Tengah seperti Tyre, Tripoli dan Akka juga berhasil dikuasai Pasukan Salib.

Hampir setengah abad wilayah Yerusalem dan laut Tengah itu penuh dalam kekuasaan Kristen. Namun, pada 1144, ketenangan itu terusik. Penguasa Mosul dan Irak, Imaduddin Zanki dan anaknya, Nuruddin Zanki merebut wilayah Aleppo dan Edessa. Pada 1151, seluruh kawasan di Edessa berhasil mereka kuasai. Ini mendorong Paus Eugenius III kembali menyerukan perang suci. Raja Perancis Louis III dan Raja Jerman Condrad III memimpin pasukan menggempur kekuatan Islam. Namun mereka kalah, dan terpaksa mundur.

Salahuddin Al-Ayyubi, panglima yang memegang kendali pasukan setelah Nuruddin wafat, malah mencatat sukses besar. Ia mendirikan kekhalifahan Ayyubiyah di Mesir menggantikan kekuasan Fathimiyah. Pada 1187, ia berhasil merebut Yerusalem dan mengakhiri kekuasaan kaum Nasrani di sana selama 88 tahun. Pasukannya juga harus berhadapan dengan kekuatan paling besar yang dikomandoi Raja Inggris Richard, Raja Perancis Philip Augustus serta Raja Jerman Frederick Barbarosa.

Pada 2 Nopember 1192, Salahuddin -tokoh terbesar Kurdi (bangsa yang sekarang terbelah di tanah yang menjadi wilayah Irak, Syria, Turki dan Iran)-menandatangani perjanjian dengan musuhnya. Ia akan memberi kemudahan kaum Nasrani berkunjung ke Yerusalem. Namun pihak Kristen, yang dikomandoi Raja Jerman Frederick II, kemudian mengincar kembali Yerusalem. Mereka berhasil merebut wilayah Dimyar, pada 1219. Pengganti Salahuddin, Malik al-Kamil, kemudian menukar Dimyar dengan Yerusalem.

Kalangan Nasrani sempat menguasai kembali Baitul Maqdis sekitar seperempat abad. Namun, angin kembali berubah. Di Mesir, kekuasaan kekhalifahan Ayyubiyah diakhiri oleh dinasti Mamluk. Malik al-Shalih, pemimpin Mamluk merebut kembali Baitul Maqdis, pada 1247. Setelah itu, perang Islam-Kristen masih terus terjadi sampai kota Akka direbut lagi pihak Islam pada 1291.

Perang Salib telah mengantarkan orang-orang Eropa dalam jumlah besar untuk berinteraksi dengan masyarakat Islam. Interaksi tersebut membuat mereka banyak mengadopsi peradaban dari kalangan muslim.'Bath-up' yang menjadi tempat mandi masyarakat Barat sekarang ini, kabarnya diadopsi dari bejana tempat berwudhu orng-orang Turki muslim. Namun Perang Salib juga melahirkan provokasi kebencian terhadap Islam di lingkungan masyarakat Barat..

Baca Selengkapnya ....

Kisah pendita yang Insaf

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Ibrahim al-Khawas ialah seorang wali Allah yang terkenal keramat dan dimakbulkan segala doanya oleh Tuhan. Beliau pernah menceritakan suatu peristiwa yang pernah dialaminya. Katanya, "Menurut kebiasaanku, aku keluar menziarahi Mekah tanpa kenderaan dan kafilah. Pada suatu kali, tiba-tiba aku tersesat jalan dan kemudian aku berhadapan dengan seorang rahib Nasrani (Pendita Kristian)."
Bila dia melihat aku dia pun berkata, "Wahai rahib Muslim, bolehkah aku bersahabat denganmu?"

Ibrahim segera menjawab, "Ya, tidaklah aku akan menghalangi kehendakmu itu."
Maka berjalanlah Ibrahim bersama dengannya selama tiga hari tanpa meminta makanan sehinggalah rahib itu menyatakan rasa laparnya kepadaku, katanya, "Tiadalah ingin aku memberitakan kepadamu bahawa aku telah menderita kelaparan. Kerana itu berilah aku sesuatu makanan yang ada padamu."
Mendengar permintaan rahib itu, lantas Ibrahim pun bermohon kepada Allah dengan berkata, "Wahai Tuhanku, Pemimpinku, Pemerintahku, janganlah engkau memalukan aku di hadapan seteru engkau ini."

Belum pun habis Ibrahim berdoa, tiba-tiba turunlah setalam hidangan dari langit berisi dua keping roti, air minuman, daging masak dan tamar. Maka mereka pun makan dan minum bersama dengan seronok sekali.
"Sesudah itu aku pun meneruskan perjalananku. Sesudah tiga hari tiada makanan dan minuman, maka di kala pagi, aku pun berkata kepada rahib itu, "Hai rahib Nasrani, berikanlah ke mari sesuatu makanan yang ada kamu. Rahib itu menghadap kepada Allah, tiba-tiba turun setalam hidangan dari langit seperti yang diturunkan kepadaku dulu."

Sambung Ibrahim lagi, "Tatkala aku melihat yang demikian, maka aku pun berkata kepada rahib itu - Demi kemuliaan dan ketinggian Allah, tiadalah aku makan sehingga engkau memberitahukan (hal ini) kepadaku."
Jawab rahib itu, "Hai Ibrahim, tatkala aku bersahabat denganmu, maka jatuhlah telekan makrifah (pengenalan) engkau kepadaku, lalu aku memeluk agama engkau. Sesungguhnya aku telah membuang-buang masa di dalam kesesatan dan sekarang aku telah mendekati Allah dan berpegang kepada-Nya. Dengan kemuliaan engkau, tiadalah dia memalukan aku. Maka terjadilah kejadian yang engkau lihat sekarang ini. Aku telah mengucapkan seperti ucapanmu (kalimah syahadah)."

"Maka sucitalah aku setelah mendengar jawapan rahib itu. Kemudian aku pun meneruskan perjalanan sehingga sampai ke Mekah yang mulia. Setelah kami mengerjakan haji, maka kami tinggal dua tiga hari lagi di tanah suci itu. Suatu ketika, rahib itu tiada kelihatan olehku, lalu aku mencarinya di masjidil haram, tiba-tiba aku mendapati dia sedang bersembahyang di sisi Kaabah."

Setelah selesai rahib itu bersembahyang maka dia pun berkata, "Hai Ibrahim, sesungguhnya telah hampir perjumpaanku dengan Allah, maka peliharalah kamu akan persahabatan dan persausaraanku denganmu."
Sebaik sahaja dia berkata begitu, tiba-tiba dia menghembuskan nafasnya yang terakhir iaitu pulang ke rahmatullah. Seterusnya Ibrahim menceritakan, "Maka aku berasa amat dukacita di atas pemergiannya itu. Aku segera menguruskan hal-hal pemandian, kapan dan pengebumiannya. Apabila malam aku bermimpi melihat rahib itu dalam keadaan yang begitu cantik sekali tubuhnya dihiasi dengan pakaian sutera yang indah."

Melihat itu, Ibrahim pun terus bertanya, "Bukankah engkau ini sahabat aku kelmarin, apakah yang telah dilakukan oleh Allah terhadap engkau?"
Dia menjawab, "Aku berjumpa dengan Allah dengan dosa yang banyak, tetapi dimaafkan dan diampunkan-Nya semua itu kerana aku bersangka baik (zanku) kepada-Nya dan Dia menjadikan aku seolah-olah bersahabat dengan engkau di dunia dan berhampiran dengan engkau di akhirat."

persahabatan di antara dua orang yang berpengetahuan dan beragama itu akan memperolehi hasil yang baik dan memuaskan. Walaupun salah seorang dahulunya beragama lain, tetapi berkat keikhlasan dan kebaktian kepada Allah, maka dia ditarik kepada Islam dan mengalami ajaran-ajarannya."

Baca Selengkapnya ....

Kisah pemuda yang bernama 'Uzair

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Pada suatu hari ketika 'Uzair memasuki kebunnya yang menghijau dengan pokok-pokok tamar dan tiba-tiba hatinya telah terpesona serta tertarik untuk memikirkan rahsia keindahan dan keajaiban alam ini. Sesudah memetik buah-buahan dia pulang dengan keldainya sambil menikmati keindahan-keindahan alam sekitarnya sehingga keldai yang ditungganginya tersesat jalan. Setelah sekian lama barulah dia sedar bahawa dia telah berada di suatu daerah yang tidak dikenali oleh beliau serta sudah jauh dari negerinya sendiri.

Sebaik sahaja dia sampai ke daerah itu dilihatnya kampung itu baru sahaja diserbu oleh musuh-musuh sehingga menjadi rosak-binasa sama sekali. Di tapak atau bekas runtuhan terdapat mayat-mayat manusia yang bergelimpangan yang sudah busuk serta hancur. Melihatkan pemandangan yang mengerikan itu, dia pun turun dari keldainya dengan membawa dua keranjang buah-buahan. Manakala keldainya itu ditambat di situ, kemudian dia pun duduk bersandar pada dinding sebuah rumah yang sudah runtuh bagi melepaskan penatnya. Dalam pada itu, fikirannya mula memikirkan mayat manusia yang sudah busuk itu.

"Bagaimana orang-orang yang sudah mati dan hancur itu akan dihidupkan oleh Tuhan kembali di negeri akhirat?" begitulah pertanyaan yang datang bertalu-talu da tidak terjawab olehnya sehingga dia menjadi lemah-longlai dan kemudian terus tertidur. Dalam tidur itu, dia seakan-akan bertemu dengan semua arwah (roh-roh) orang-orang yang sudah meninggal itu. Tidurnya amat luar biasa sekali, bukan hanya sejam atau semalam, tetapi dia telah tidur terus-menerus tanpa bangun-bangun selama seratus tahun lamanya.

Dalam masa dia tertidur itu, keadaan di sekitarnya sudah ramai lapisan baru, rumah serta bangunan-bangunan banyak yang telah didirikan. Dalam masa seratus tahun itu, segala-galanya sudah berubah, manakal 'Uzair tetap terus tidur tersandar di dinding buruk itu menjadi jasad (tubuh) yang tidak bernyawa lagi. Dagingnya sudah hancur dan tulang belulangnya sudah hancur lebur berderai.
Kemudian jasad 'Uzair yang telah mati, daging dan tulangnya yang sudah hancur itu disusun kembali oleh Allah pada bahagiannya masing-masing lalu ditiupkan ruhnya. Dan ketika itu juga 'Uzair hidup kembali seperti dahulu. 'Uzair terus berdiri seperti orang yang bangun dari tidur lantas dia mencari keldai dan buah-buahannya di dalam keranjang dahulu.

Tidak berapa lama kemudian, turunlah beberapa malaikat seraya bertanya, "Tahukah engkau ya 'Uzair berapa lama engkau tidur?"
Tanpa berfikir panjang 'Uzair menjawab, "Saya tertidur sehari dua ataupun setengah hari."

Lalu malaikat pun berkata kepadanya, "Bahawa engkau terdampar di sini genap seratus tahun lamanya. Disinilah engkau berbaring, berhujan dan berpanas matahari, kadang-kadang ditiup badai dan berhawa sejuk dan juga panas terik. Dalam masa yang begitu panjang, makanan engkau tetap baik keadaannya. Tetapi cuba lihat keadaan keldai itu, dia sendiri pun sudah hancur dan dagingnya sudah busuk."
Berkata malaikat lagi, "Lihatlah dan perhatikanlah sungguh-sungguh. Demikianlah kekuasaan Allah. Allah dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati dan mengembalikan jasad-jasad yang sudah hancur lebur dan dengan semudah itu pulalah Tuhan akan membangkitkan semua manusia yang sudah mati itu nanti di akhirat untuk diperiksa dan diadili segala perbuatannya. Hal ini diperlihatkan oleh Tuhan kepada engkau supaya iman engkau tetap dan engkau sendiri dapat menjadi bukti kepada manusia-manusia lain supaya engkau dan manusia-manusia lain tiada syak dan ragu-ragu lagi tentang apa yang diterangkan Tuhan tentang akhirat itu."
Setelah 'Uzair melihat makanan dan keldainya yang sudah hancur itu, maka 'Uzair pun berkata, "Sekarang tahulah saya bahawa Allah itu adalah berkuasa ke atas tiap-tiap sesuatu." Tiba-tiba keldai yang sudah hancur berderai itu dilihatnya mulai dikumpulkan daging dan tulangnya. Dan akhirnya menjadi seperti sediakala iaitu hidup kembali bergerak-gerak dan berdiri sebagaimana sebelum mati. Maka 'Uzair pun berkata, "Sekarang tahulah saya bahawa Allah berkuasa di atas segala-galanya." Lalu dia pun terus mengambil keldainya dahulu dan terus menunggangnya pulang ke rumahnya dahulu dengan mencari-cari jalan yang sukar untuk dikenali. Dilihatnya segala-gala telah berubah. Dia cuba mengingati apa yang pernah dilihatnya seratus tahun dahulu.

Setelah menempuh berbagai kesukaran, akhirnya dia pun sampai ke rumahnya. Sebaik sahaja dia sampai di situ, dia mendapati rumahnya sudah pun buruk di mana segala dinding rumahnya telah habis runtuh. Semasa dia memandang keadaan sekeliling rumahnya, dia ternampak seorang perempuan tua, lantas dia pun bertanya, "Inikah rumah tuan 'Uzair?"

"Ya," jawab perempuan itu. "Inilah rumah 'Uzair dahulu, tetapi 'Uzair telah lama pergi dan tiada didengar berita tentangnya lagi sehingga semua orang pun lupa padanya dan saya sendiri tidak pernah menyebut namanya selain kali ini sahaja." Kata perempuan itu sambil menitiskan airmata.
'Sayalah 'Uzair," jawab 'Uzair dengan pantas. "Saya telah dimatikan oleh Tuhan seratus tahun dahulu dan sekrang saya sudah dihidupkan oleh Allah kembali."
Perempuan tua itu terkejut seakan-akan tidak percaya, lalu dia pun berkata, "'Uzair itu adalah seorang yang paling soleh, doanya selalu dimakbulkan oleh Tuhan dan telah banyak jasanya di dalam menyembuhkan orang yang sakit tenat." Sambunya lagi, "Saya ini adalah hambanya sendiri, badan saya telah tua dan lemah, mata saya telah pun buta kerana selalu menangis terkenangkan 'Uzair. Kalaulah tuan ini 'Uzair maka cobalah tuan doakan kepada Tuhan suaya mata saya terang kembali dan dapat melihat tuan."

"Uzair pun mendaha kedua belah tangannya ke langit lalu berdoa ke hadrat Tuhan. Tiba-tiba mata orang rua itupun terbuka dan dapat melihat dengan lebih terang lagi. Tubuhnya yang tua dan lemah itu kembali kuat seakan-akan kembali muda. Setelah merenung wajah 'Uzair dia pun berkata, "Benar, tuanlah 'Uzair. Saya masih ingat." Hambanya itu terus mencium tangan 'Uzair lalu keduanya pergi mendapatkan orang ramai, bangsa Israil. 'Uzair memperkenalkan dirinya bahawa dialah 'Uzair yang pernah hidup di kampung itu lebih seratus tahun yang lalu.

Berita itu bukan sahaja mengejutkan bangsa Israil, tetapi ada juga meragukan dan ada yang tidak percaya kepadanya. Walau bagaimanapun berita itu menarik perhatian semua orang yang hidup ketika itu. Kerana itu mereka ingin menguji kebenaran 'Uzair. Kemudian datanglah anak kandungnya sendiri seraya bertanya, "Saya masih ingat bahawa bapa saya mempunyai tanda di punggungnya. Cubalah periksa tanda itu. Kalau ada benarlah dia 'Uzair."

Tanda itu memang ada pada 'Uzair, lalu percayalah sebahagian daripada mereka. Akan tetapi sebahagian lagi mahukan bukti yang lebih nyata, maka mereka berkata kepada 'Uzair, "Bahawa sejak penyerbuan Nebukadnezar ke atas bangsa dan negara Israil dan setelah tentera tersebut membakar kitab suci Taurat, maka tiadalah seorang pun bani Israil yang hafal isi Taurat kecuali 'Uzair sahaja. Kalau benarlah tuan Uzair, cubalah tuan sebutkan isi Taurat yang betul."
'Uzair pun membaca isi Taurat itu satu persatu dengan fasih dan lancar serta tidak salah walaupun sedikit. Mendengarkan itu barulah mereka percaya bahawa sungguh benar itulah 'Uzair. Ketika itu, semua bangsa Israil punpercaya bahawa dialah 'Uzair yang telah mati dan dihidupkan semual oleh Tuhan. Banyak di antara mereka yang bersalam dan mencium tangan 'Uzair serta meminta nasihat dan panduan daripadanya. Tetapi sebahagian daripada kaum Yahudi yang bodoh menganggap 'Uzair sebagai anak Tuhan pula.

Maha Suci Allah tidak mempunyai anak samada 'Uzair mahupun Isa kerana semua makhluk adalah kepunyaan-Nya belaka. Janganlah kita was-was tentang kekuasaan Allah, maka hendaklah dia fikir siapakah yang menciptakan dirinya itu. Adalah mustahil sesuatu benda itu terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan. Kalau masih ada orang yang ragu-ragu tentang kekuasaan Allah, ubatnya hanya satu sahaja, hendaklah dia membaca dan memahami al-Qur'an, was-was terhadap kekuasaan Allah itu hanya datangnya dari syaitan.

Allah S.W.T telah meletakkan komputer dalam kepala kita untuk berfikir, oleh itu gunakanlah akal kita untuk berfikir.

Baca Selengkapnya ....

Kisah para Wali-Imam Ja'afar Al-Sadiq

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Suatu hari Ja'afar telah dipanggil oleh khalifah. Apabila tiba di tempat khalifah, beliau hendak diberi hadiah oleh khalifah dengan emas. Tetapi beliau enggan menerimanya. Khalifah menyuruhnya meminta apa sahaja yang beliau suka.
Ja'afar berkata, "Jika tuan rida, kurniakan kepada saya satu hadiah, iaitu jangan tuan panggil saya bertemu dengan tuan lagi kerana itu mengganggu ibadatku," khalifah bersetuju.

Seorang bertanya, "Siapakah yang lebih baik di antara kedua orang ini: orang kaya yang bersyukur ke hadrat Allah kerana kurniaan Allah kepadanya; atau orang fakir yang rida?"
Ja'afar menjawab, "Orang fakir yang rida itulah yang lebih baik, kerana orang kaya itu sentiasa ingatkan harta bendanya tetapi fakir itu sentiasa ingat kepada Allah.

Allah sendiri memuji orang-orang yang bertaubat dan memasuki Islam dan menganggap mereka lebih baik dari ahli ibadat. Zikir membuangkan segala ingatan kepada dunia."

Mutiara dari Ja'afar al-Sadiq:

• Di hari pembicaraan kelak anda bukan ditanya tentang harta benda atau pengkat atau nenek moyang dan pendapatan anda, tetapi adalah tentang amalan keruhanian yang telah anda lalui dan ibadat yang anda lakukan.
• Allah tidak akan dijumpai sehingga kita betul-betul mahu bertemu denganNya, seperti orang yang hampir kelemasan mahukan pertolongan.
• Adalah satu dosa jika putus asa dalam ibadat.
• Orang yang bertaubat setiap kali membuat dosa adalah orang yang dikasihi Allah.
• Rahsia itu dibukakan kepadaku tatkala aku tenggelam dalam cinta Allah.
• Orang yang tidak putus-putus berusaha dan menyerahkan semua peribadatannya ke hadrat Allah adalah orang yang akan menduduki syurga; tetapi orang yang bergantung kepada dirinya sendiri dan menjadi hamba kepada hawa nafsu akan ditempatkan di neraka.

Baca Selengkapnya ....

Kisah neraka jahanam

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dikisahkan dalam sebuah hadis bahawa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hitam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan ianya memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung itu terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api.

Dikisahkan dalam hadis tersebut bahawa pada setiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala, dan dikisahkan dalam hadis tersebut bahawa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ianya mempunyai 70,000 qullah bisa.

Dalam hadis yang sama menerangkan bahawa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam, maka sebaik sahaja pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka di sebelah kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka disebelah hadapan muka mereka, serta datang kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Manusia) apabila terpandang akan asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, "Ya Tuhan kami, selamatkanlah."

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah S.W.T dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud : "Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras."

Setiap malaikat apa yang ada di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan sahaja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahannam.

Baca Selengkapnya ....

Kisah nafsu yang Degil pada perintah Allah S.W.T

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : "Wahai akal mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.

Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."

Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : "Wahai nafsu, mengadaplah kamu!". Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."

Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."

Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahawa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.

Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahawa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.

Baca Selengkapnya ....

Kisah Luqman Al-Hakim dengan telatah Manusia

Posted by 1001-kisah 0 komentar
Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."

Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu."
Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."

Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."

Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T sahaja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of 1001 Kisah Teladan.